PEMBICARA. Sekda Kota Magelang, Joko Budiyono berkesempatan menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Kerjasama Daerah dengan Pihak Luar Negeri di Hotel Aston Inn Semarang, Senin (28/11/2022). (foto: istimewa)
Siedoo.com - PEMBICARA. Sekda Kota Magelang, Joko Budiyono berkesempatan menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Kerjasama Daerah dengan Pihak Luar Negeri di Hotel Aston Inn Semarang, Senin (28/11/2022). (foto: istimewa)
Daerah

Sebanyak 24 Kabupaten/Kota di Jateng Belajar Kerja Sama Sister City dari Kota Magelang

SEMARANG, siedoo.com – Sekda Kota Magelang, Joko Budiyono berkesempatan menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Kerjasama Daerah dengan Pihak Luar Negeri di Hotel Aston Inn Semarang, Senin (28/11/2022).

Joko  membagikan wawasannya kepada 24 Kabupaten/Kota di wilayah Jawa Tengah (Jateng) yang menyelenggarakan kerja sama luar negeri, baik kerja sama langsung maupun penerusan kerja sama.

Dihadapan sekitar 60 orang peserta, Joko menerangkan berbagai hal terkait potensi Kota Magelang, tahapan pelaksanaan kerja sama sister city sampai dengan MoU dan rencana aksi yang akan dilakukan.

“Letak Kota Magelang sangat strategis, yaitu di tengah Pulau Jawa sehingga dikenal sebagai “Pakunya Tanah Jawa”. Karena sumber daya alam yang terbatas, sektor jasa menjadi tujuan utama untuk mendukung pembangunan ekonomi kota,” paparnya.

Joko menyampaikan potensi Kota Magelang di bidang industri dan perdagangan yang layak untuk menjadi konsumsi pasar luar negeri, seperti kerajinan cangkang kerang sabila handicraft, kopi lima rempah, among godhong batik ecoprint, dan kerajinan emas.

Selain itu, potensi di bidang pariwisata yaitu Wisata Kebun Raya Gunung Tidar, Taman Kyai Langgeng Ecopark dan beberapa museum seperti Museum BPK RI, Museum OHD, Museum Sudirman serta Museum Diponegoro. Terdapat pula wisata olahraga seperti Borobudur International Golf, Rafting Kali Elo dan Kali Progo.

Kota Magelang, lanjut Joko, juga fokus dalam pengembangan smart city. “Sebuah kota dapat dikatakan smart city jika di dalamnya lengkap dengan infrastruktur dasar, juga memiliki sistem transportasi yang lebih efisien dan terintergrasi, sehingga meningkatkan mobilitas masyarakat,” jelasnya.

“Konsep itu juga menciptakan kualitas hidup masyarakat yang terus meningkat, rumah dan bangunan yang hemat energi, bangunan ramah lingkungan dan memakai sumber energi terbarukan,” tambahnya.

Baca Juga :  Tiga Sebab Orang Jadi Insecurity

Adapun kerja sama Kota Magelang dan Kota Tula Rusia melibatkan beberapa stakeholder diantaranya Direktorat Hukum dan Perjanjian Sosial Budaya Kementerian Luar Negeri, Direktorat Eropa II Kementerian Luar Negeri, Direktorat Hubungan dan Antar Lembaga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Biro Perencanaan Kementerian Perdagangan.

Selanjutnya Kedutaan Besar Republik Indonesia Moskow, Pusat Fasilitasi Kerja Sama Kementerian Dalam Negeri, Biro Pemerintahan Otonomi Daerah dan Kerja Sama Provinsi Jawa Tengah, serta OPD terkait di Pemerintah Kota Magelang.

“Awalnya, kami mulai dari September 2021 dengan mengadakan diskusi interaktif antara Kota Magelang dan Tula difasilitasi oleh Kedutaan RI di Moskow. Selanjutanya kami mengurus persetujuan Kementerian Dalam Negeri dan berkonsultasi dengan DPRD,” kata Joko.

Setelah mendapat persetujuan DPRD, dihasilkan LoI. Pada Agustus 2022, telah disepakati MoU antara Magelang dan Tula, dilanjutkan pembahasan kerjasama kesepakatan di bidang Pendidikan, UMKM dan Perdagangan. Diskusi berlanjut pada kerjasama kesepakatan bidang pariwisata, seni, budaya dan smart city.

“Rencananya kami mengundang Kota Tula untuk hadir ke Magelang di bulan April 2023 mendatang, untuk menyaksikan festival getuk dan pameran budaya dalam rangka Hari Jadi Kota Magelang,” pungkas Joko.

Lebih jauh, implementasi dari kerja sama ini telah dirancang melalui rencana aksi di bidang yang menjadi area kerja sama.

Sebagai informasi, Joko menjadi pembicara bersama dengan 2 narasumber pusat yaitu dari Kementerian Dalam Negeri RI dan Kementerian Luar Negeri RI dan 3 narasumber lainnya yaitu Sekda Kota Semarang, Sekda Kabupaten Klaten, dan CEO Trade and Investment Queensland Australia.

Koordinator Kerja Sama pada Biro Pemerintahan Otda dan Kerja Sama Luar Negeri Jateng, Betty Wulandari menjelaskan, acara ini berangkat dari suatu pemikiran. Yaitu, evaluasi dan optimalisasi peran strategis pemda dalam mensinergikan potensi dan mengembangkan ekonomi bersama mitra luar negeri.

Baca Juga :  Dukung Program NZE 2050, ITS Gagas Perangkat Pengawasan Emisi Kapal Berbasis PUTA dan IoT

“Rakor ini nantinya bisa memberikan dampak dan manfaat positif bagi kita selaku pelaku kerjasama dengan berasaskan sustainabilitas. Kehadiran kita di sini adalah untuk bersama-sama melihat, mengkaji kerjasama yang telah dilaksanakan untuk dapat dievaluasi sehingga mampu mengoptimalisasikan dalam mengembangkan ekonomi masyarakat bersama mitra luar negeri,” jelas Betty. (prokompim/kotamgl/siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?