MAGELANG, siedoo.com – Pemerintah memberi apresiasi kepada tenaga pemugar Candi Borobudur era 1973 – 1983. Ada sebanyak 698 nama tokoh dan tenaga pemugar candi tinggalan Buddha tersebut. Nama mereka diabadikan dalam Prasasti Pelaku Pemugaran Candi Borobudur.
Prasasti tersebut diresmikan dan ditandatangani langsung oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbduristek juga memberikan piagam penghargaan kepada perwakilan tokoh dan tenaga pemugaran Candi Borobudur yang hadir saat peresmian prasasti.
Saat penandatanganan prasasti, Mendikbudristek mengatakan Prasasti Pelaku Pemugaran Candi Borobudur menjadi catatan sejarah agar dapat diingat serta menjadi penyemangat bagi generasi penerus untuk terus melestarikan warisan budaya leluhur.
“Beberapa hari ini saya mendengar banyak pujian dari delegasi negara-negara G20 dengan pengalaman mereka di Borobudur. Dan semua itu adalah kerja keras Bapak dan Ibu dalam memugar Candi Borobudur pada tahun 1973-1983, sehingga kita dapat menyaksikan kemegahannya seperti sekarang,” ujarnya di sela-sela rangkaian kegiatan Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20 atau G20 Culture Ministers Meeting di Pelataran Kenari, Kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, baru-baru ini.
Pemugaran Candi Borobudur pertama kali dilakukan pada tahun 1965 dan sempat terhenti. Tahun 1973 kemudian menjadi titik terang bagi kelanjutan pemugaran Candi Borobudur. Dengan bantuan UNESCO dan negara-negara sahabat, pada tanggal 10 Agustus 1973 pemugaran kedua Candi Borobudur secara resmi dimulai.
Pemugaran kedua Candi Borobudur oleh Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO dimulai pada 10 Agustus 1973 dan berjalan selama 10 tahun hingga secara resmi berakhir pada 23 Februari 1983.
Satu tokoh pemugar Candi Borobudur, Dr. I Gusti Ngurah Anom menuturkan, meskipun Indonesia mendapatkan bantuan dari UNESCO dan negara-negara sahabat, pemugaran Candi Borobudur tetap merupakan karya anak bangsa Indonesia karena sebagian besar dana dan tenaga pemugar berasal dari Indonesia.
“Semua proses berjalan selama 10 tahun, tanpa ada halangan yang berarti. Semua ini karya anak bangsa Indonesia. Dananya juga 75 persen dari Indonesia. Jadi ada salah persepsi katanya yang membangun UNESCO dan sebagainya,” ujar Anom.
Ia kemudian menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas perhatian dan penghargaan yang diberikan kepada tenaga pemugar Candi Borobudur.
Sebagaimana diketahui, Candi Borobudur merupakan Candi Buddha terbesar di dunia. Candi yang terletak di Magelang tersebut merupakan warisan budaya dunia yang telah diakui UNESCO pada tahun 1991.
Struktur Candi Borobudur disusun menggunakan batu andesit yang berbentuk persegi. Bentuk strukturnya seperti punden berundak yang semakin ke atas semakin mengecil dengan empat buah tangga yang terdapat di setiap sisi mata angin (timur, selatan, barat, dan utara).
Strukturnya terdiri atas 9 teras berundak yang terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan 3 teras berdenah lingkaran. Di antara bentuk teras tersebut terdapat lantai yang disebut plateau.
Candi Borobudur memiliki panjang 121,66 meter, lebar 121,38 meter, dan tinggi 35,40 meter. Namun saat ditemukan pertama kali, Candi Borobudur tidak utuh seperti saat ini. (kemdikbud/siedoo)