JAKARTA, siedoo.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menghapus tes mata pelajaran (mapel) pada ujian masuk PTN jalur SBMPTN. Tes tersebut akan diganti dengan tes skolastik. Hal itu dilakukan setelah dugaan korupsi pada penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri di Universitas Lampung
“Saya kira ini hal yang baik meskipun bukan hal yang baru, itu dalam arti banyak perguruan tinggi bahkan di perguruan tinggi swasta hal tersebut sudah dilakukan (tes skolastik) jauh-jauh hari sebelumnya,” ungkap Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira dikutip dari dpr.go.id, Sabtu (10/9/2022).
Andreas memberi catatan, dalam perubahan sistem tersebut, transparansi dalam pelaksanaan ujian seperti sistem penilaian dan juga rekrutmen menjadi hal yang penting.
“Dan yang juga tidak kalah pentingnya adalah bahwa selama ini di perguruan tinggi negeri maupun di perguruan tinggi swasta kita melihat bahwa ada perubahan yang sangat sangat mendasar dalam cara berpikir. Kita melihat bahwa dunia pendidikan seolah-olah sebagai lembaga industri. Dalam hal ini, ya tentu aspek komersialnya,” terang Andreas.
Politisi PDI-Perjuangan itu pun menilai, saat ini tak jarang input yang masuk dari anak muda ini seringkali diukur berdasarkan nilai rupiah yang dikontribusikan bukan karena karakter bukan karena prestasi yang mereka berikan. Sehingga, menjadi hal perlu diutamakan bagaimana aspek pengembangan mendidik anak muda untuk mempunyai prestasi, merubah cara berpikir dan mempunyai karakter yang baik.
Di akhir, Andreas kembali mengingatkan, aspek komersialisasi dan juga korupsi dalam dunia pendidikan menjadi hal yang perlu dihilangkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan menurutnya transparansi dalam rekrutmen maupun penilaian yang cenderung melibatkan banyak orang serta kriteria kriteria yang jelas dalam penilaian.
“Kita kembalikan kepada akar dari pada dunia Pendidikan, yaitu lembaga yang akan merubah melakukan perubahan terhadap seorang manusia dari yang sekarang menjadi yang lebih baik untuk kedepannya,” tutup legislator daerah pemilihan (dapil) Nusa Tenggara Timur I tersebut. (dpr/siedoo)