Siedoo, Sampah organik yang dibiarkan begitu saja dapat merusak lingkungan karena reaksi pembusukan. Oleh karena itu, dimanfaatkannya ekstrak kulit mangga menjadi inhibitor organik untuk mencegah korosi pada baja karbon ASTM A36 yang banyak digunakan pada industri perminyakan dan perkapalan.
“Adanya inovasi ini, dapat mengatasi permasalahan utama pada penggunaan baja, yaitu terjadinya korosi akibat air laut (NaCl),” kata Mohamad Ikbal Pangestu, salah satu mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur.
Ia tergabung dalam sebuah Tim Platinum ITS yang terdiri dari Miftah Eka Andrayani Wangsa, Eka Wahyu Muliana, dan Kamila Zahranisa. Mohamad Ikbal Pangestu sendiri merupakan ketua tim .Sampah organik yang biasanya dibiarkan membusuk, oleh tim dapat diolah dan dimanfaatkan kembali.
Mereka memilih kulit mangga karena mengandung banyak senyawa organik, yaitu senyawa flavonoid yang termasuk dalam senyawa antioksidan. Senyawa flavonoid ini memiliki peran sebagai donor hidrogen dengan menyumbangkan gugus pereduksi dari gugus hidroksil yang melekat pada cincin aromatisnya. Sehingga dapat mendelokalisasi senyawa-senyawa radikal.
Mahasiswa yang kerap disapa Ikbal ini juga menjelaskan proses pemanfaatan ekstrak kulit mangga tersebut. Awalnya, kulit mangga yang telah dipisahkan dari buahnya dibersihkan dengan air mengalir.
Kulit mangga yang basah tersebut kemudian dikeringkan dan diambil ekstraknya menggunakan metode maserasi. Setelah itu, didapatkan ekstrak kulit mangga yang kemudian dicampurkan dengan resin akrilik.
“Tahap terakhir adalah dilakukan coating pada baja karbon rendah ASTM A36,” papar Ikbal.
Tim yang beranggotakan mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2018 ini telah melakukan pengujian laju korosi dengan menggunakan instrumen Autolab PGSTAT302N. Dari pengujian tersebut didapatkan hasil bahwa pemanfaatan ekstrak kulit mangga ini dapat menahan laju korosi 1,12 x 10-7 milimeter per tahun dengan efisiensi mencapai 99,999 persen.
Berkat ide cemerlangnya tersebut, tim mahasiswa meraih prestasi membanggakan tingkat internasional. Yakni dengan menyabet medali perak di ajang Taiwan Innotech Expo 2021.
Meskipun hanya dapat mengikuti perlombaan secara daring, Tim Platinum ITS tetap dapat merasakan kemeriahan acara dengan adanya booth virtual yang dapat diakses secara daring melalui website Taiwan Innotech Expo. Tim berharap, penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi industri perminyakan dan perkapalan, serta turut menjadi hadiah manis bagi ITS yang akan bertambah umur ini.
“Selamat ulang tahun ITS dari tim Platinum ITS, kado kami untuk kampus tercinta kami,” jelas Ikbal.
Mereka berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan mengalahkan kurang lebih 100 tim dari 12 negara pada perlombaan yang diadakan oleh Pemerintah Taiwan ini. (*)