BANDUNG – Taman Kanak – kanak (TK) Cikal Bandung, Jawa Barat membuat sebuah kegiatan neighbourhood community. Kegiatan ini mengenalkan pada anak tentang peran dan tanggung jawab berbagai orang dalam lingkup bertetangga, sebagai bagian dari program Cikal Aksi-Aksi. Program neighbourhood community ini ditujukan untuk membangun kesadaran anak-anak di usia TK terhadap lingkungan sekitarnya.
Salah satu cerita unik dari program ini hadir dari Fatih, murid Reception Senior TK Cikal Bandung. Ia bercerita bahwa ia sangat menyukai tahu.
Sebelum mengikuti program Cikal Aksi-Aksi dan kegiatan Neighbourhood Community ini, Fatih belajar menabung dengan mengumpulkan koin yang dimasukkan ke celengan. Fatih sangat menyukai celengannya bahkan kemanapun ia pergi selalu dibawa.
“Ketika saya mengajak untuk berbagi. Fatih ingat dengan celengannya dan ingin membuka untuk kemudian uangnya diberikan kepada penjual tahu, sambil mengucapkan terima kasih secara langsung. Fatih dalam hal ini telah memahami dampak jika bapak penjual tahu tidak lewat depan rumahnya maka dia tidak bisa makan tahu,” kata Prillya Mariana Widyatmiko, guru TK Cikal Bandung.
Prilly pun menyatakan bahwa Fatih berinisiatif memberikan uang tabungan di celengannya secara sukarela untuk penjual tahu. Hal itu karena ia memahami bahwa menjual tahu itu telah menjadi bagian dari mencari nafkah bapak tersebut.
Melalui program Cikal Aksi-Aksi dan variasi kegiatan yang bermakna seperti Neighbourhood Community, Cikal telah membangun empati, kesadaran diri, sikap tenggang rasa sejak usia dini. Mengenalkan fungsi dan peranan manusia dalam ruang lingkup bertetangga secara menyenangkan dan bermakna pada anak-anak di tingkat TK merupakan hal sederhana yang esensial. Itu untuk menumbuhkan dan mengasah tenggang rasa serta empati dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Prillya, program neighbourhood community ini ditujukan untuk membangun kesadaran anak-anak di usia TK terhadap lingkungan sekitarnya.
“Kami ingin mengenalkan pada anak tentang peran dan tanggung jawab berbagai orang dalam lingkup bertetangga. Selain itu, kami juga ingin mengaitkannya dengan dampak, jasa dan akibat yang bisa ditimbulkan dari peran tersebut pada anak-anak,” ungkap Prillya.
Ia pun menyatakan bahwa terdapat beberapa peran yang dikenalkan pada anak-anak TK. Antara lain petugas kebersihan, penjual sayur, dan sebagainya. Pendidik pun juga mengajak anak melakukan refleksi sederhana. Misalnya bagaimana jika tidak ada petugas kebersihan yang mengangkut sampah.
Peran dari pekerjaan itu sangat berarti dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak diajak untuk mengetahui manfaat dari profesi mereka serta memberikan apresiasi berupa ucapan terima kasih sederhana.
“Selain itu juga anak-anak dapat memahami bahwa para petugas atau penjual ini bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarganya,” tandasnya. (Siedoo)