Siedoo.com - Menteri PUPR Dr Ir M Basuki Hadimuljono MSc saat memberikan sambutan peluncuran Incubits secara virtual. | Dok ITS
Internasional

Incubits, Solusi Masalah Air Bersih dan Sanitasi dari Akademisi

SURABAYA – Saat ini ketersediaan akses air minum dan sanitasi yang layak bagi masyarakat masih menghadapi berbagai tantangan yang krusial. Di antaranya seperti urbanisasi, perubahan iklim, serta komitmen para stakeholder yang belum optimal.

“Hal ini mengakibatkan masih banyaknya masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses air bersih dan sanitasi sehat,” kata Menteri PUPR Dr Ir M Basuki Hadimuljono MSc.

Ia menyampaikan itu saat Pemerintahan bersama ITS mengeluarkan program inovasi terbarunya guna membantu masyarakat. Dengan nama Incubits, program ini bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur serta UNICEF.

Incubits merupakan sebuah platform yang bergerak di bidang WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) dengan mengumpulkan serta menghubungkan para startup-startup di Indonesia.

Selain itu, Basuki menambahkan bahwa pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari 1,5 tahun ini juga menambah hambatan yang ada. Pandemi Covid-19 dinilai berdampak signifikan pada peningkatan konsumsi air bersih untuk penerapan protokol kesehatan dalam aktivitas masyarakat sehari-hari.

“Sehingga, hal ini membuat Pemerintah Indonesia berkomitmen kuat untuk mendorong terwujudnya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 6,” bebernya.

Dimoderatori oleh Putri Indonesia Lingkungan 2020 Putu Ayu Saraswati, acara peluncuran Incubits ini mengundang beberapa elemen penting Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Angela Herliani Tanoesoedibjo BA MCom, perwakilan UNICEF Indonesia Maraita Listyasari ST MM, perwakilan UNICEF Debora Comini, serta beberapa stakeholder terkait.

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng mengatakan bahwa Incubits dibuat guna mendukung pemerintah. Khususnya Kementerian PUPR, dalam menyediakan akses layanan air bersih serta sanitasi sehat sebagai pembangunan berkelanjutan.

Menurut Ashari, hal ini dilakukan karena masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses air bersih dan sanitasi sehat di lingkungannya.

Baca Juga :  Cadangan Minyak Bumi Menipis, Mahasiswa Temukan Energi Terbarukan dari Tebu

“Selain itu, melalui platform ini kami juga ingin mengajak para startup dan pemuda Indonesia untuk turut andil di dalamnya,” ujarnya.

Di sisi lain, perwakilan dari UNICEF Debora Comini mengungkapkan sebuah fakta bahwa 50 persen dari seluruh sekolah di Indonesia tidak mempunyai akses untuk sanitasi, 60 persen tidak mempunyai toilet, dan 22 persennya tidak memiliki akses ke layanan air mendasar.

Tidak hanya itu, ia juga melihat masih adanya ketimpangan akses air dan sanitasi antara wilayah perkotaan dan pedesaan. “Indonesia harus terus berupaya dalam menanggulangi hal ini,” jelasnya.

Debora menambahkan, UNICEF memiliki tanggung jawab untuk memastikan agar setiap anak tumbuh di lingkungan yang sehat. Air yang bersih dan sanitasi yang sehat merupakan hak setiap anak. Sedangkan WASH yang buruk dapat menghambat akses pendidikan bagi anak-anak.

“UNICEF memberikan dukungan penuh kepada Incubits karena program ini memiliki potensi yang tinggi dalam meningkatkan layanan WASH,” katanya.

Ketua program Incubits1 Dr Ir I Ketut Gunarta MT  mengatakan bahwa dalam mengubah ide menjadi solusi tentunya membutuhkan kemitraan. Hal ini membuatnya ingin mendorong para generasi muda untuk bekerja sama dan mencari solusi lokal dengan standar global.

“Para mahasiswa, alumni dari universitas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta organisasi-organisasi lain yang memiliki ide dan yang bergerak di bidang air dan sanitasi dapat mengajukan diri,” tandasnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?