SEMARANG – Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah menjadi sasaran program tim pengabdian masyarakat UIN Walisongo Semarang bersama mitra pengabdian, Prodi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan (RIL) UNIKA Soegijapranata. Mereka mengembangkan alat pengolah limbah diapers skala rumah tangga pada Selasa (13/09/2021).
Kegiatan pendampingan masyarakat ini dengan pendekatan hilirisasi riset teknologi tepat guna. Fajrul Falakh, M.Ling, Dosen Ilmu Lingkungan UIN Walisongo sekaligus Ketua Tim Pengabdian Masyarakat menjelaskan, proyek pengabdian masyarakat UIN Walisongo dikerjakan bersama koleganya, Eko Purnomo, M.Si (Dosen Biologi). Ini merupakan langkah kongkrit UIN Walisongo menjadi kampus yang konsen terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan
“UIN Walisongo sejak tahun 2019 sangat concern dengan isu-isu lingkungan hidup. Kegiatan ini merupakan ikhtiar bersama kami untuk membantu masyarakat melakukan pengelolaan limbah dengan pendekatan teknologi yang berkelanjutan,” jelasnya.
Mini incenerator sederhana untuk skala rumah tangga, dipilih oleh Tim Pengabdian Masyarakat UIN Walisongo Semarang untuk memberikan solusi alternatif bagi masyarakat Kedungpane dalam menangani limbah diapers
Lurah Kedungpane, Rina Sugimurwani, S.IP, M.Si dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama kader PKK, Posyandu dan Perwakilan Bank Sampah di Kelurahan Kedungpane menyatakan, bahwa pengelolaan limbah rumah tangga, khususnya limbah diapers dan plastik merupakan kewajiban bersama. Baik pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat harus terus berkolaborasi untuk bersama-sama bersama mencari solusi-solusi yang optimal.
“Saya berharap pendampingan dari UIN dan UNIKA akan terus berkelanjutan. Pengelolaan limbah rumah tangga merupakan tanggung jawab bersama, keberadaan alat mini incenerator dapat menjadi salah satu alternatif solusi penanganan limbah pada masyarakat kami,” jelas Rina.
Sementara itu, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan FGD, Amri Zarois Ismail, S. Pd, M. Ling, Dosen RIL Unika Soegijapranata. Ia menyampaikan materi mengenai pengeloaan limbah diapers dengan pendekatan metode mini incinerator.
Hematnya, penggunaan incinerator merupakan langkah yang tepat untuk memaksimalkan pengelolaan limbah diapers pada skala rumah tangga.
“Pada prinsipnya, penggunaan incinerator sangat tepat digunakan untuk menangani limbah yang sulit diurai. Dengan proses pembakaran yang optimal maka volume dan sifat B3 yang terkandung dalam limbah diapers dapat terurai dengan maksimal,” bebernya.
Adapun alat mini incinerator yang dikembangkan oleh UIN Walisongo dan Prodi RIL Unika Soegijapranata ini kedepan akan diproses untuk mendapat hak kekayaan intelektual. Serta diterapkan untuk membantu bank-bank sampah, terutama dalam penanganan limbah B3 yang dihasilkan oleh rumah tangga di Kota Semarang dan sekitarnya. (Siedoo)