Siedoo.com - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Prof Ir Nizam MSc DIC PhD IPU ASEAN Eng saat membuka Roadshow TV Kampus bersama ITS TV. | Dok ITS
Nasional

Kampus Merdeka Lahir Era Ki Hajar Dewantara

SURABAYA – Kampus Merdeka adalah konsep yang sudah lahir sejak 100 tahun lalu. Pada saat itu, menurut tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan insan merdeka yang berbudaya.

“Insan merdeka menurut Ki Hajar Dewantara adalah mandiri, berdikari, tidak bergantung pada orang lain, dan mampu merancang dan menentukan masa depannya sendiri,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI Prof Ir Nizam MSc DIC PhD IPU ASEAN Eng.

Ia menyampaikan, pada era industri 4.0, perlu adanya model pembelajaran yang lebih sesuai dengan era tersebut. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan.

Model pembelajaran tersebut haruslah mampu memberikan ruang, fleksibilitas yang luas bagi mahasiswa untuk menyiapkan dirinya memasuki dunia kerja. “Oleh karena itu, Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dibentuk untuk mewujudkan hal-hal tersebut,” jelasnya.

MBKM ini mempunyai sembilan program besar di antaranya adalah Pertukaran Mahasiswa, Magang, Kampus Mengajar, Proyek Kemanusiaan, Studi Independen, Riset dan Penelitian, Wirausaha, Membangun Desa, dan Bela Negara.

“Program-program tersebut mendapat respon yang sangat positif mulai dari perusahaan nasional, multinasional, kementerian, United Nation, dan kampus-kampus mitra,” ungkap Nizam.

Untuk diketahui, Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI mendapat respon yang positif dari berbagai pihak. Untuk lebih mensosialisasikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) menggeber Roadshow TV Kampus dengan menggandeng sejumlah TV kampus di Indonesia.

Salah satunya dengan TV Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang bernama ITS TV untuk episode 01. Dengan mengusung tema Kolaborasi Kampus Merdeka untuk Menciptakan Kualitas SDM Indonesia yang Unggul, roadshow ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting atau Webinar yang disediakan oleh TV kampus dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube TV Kampus.

Baca Juga :  Siapa Sangka Putung Rokok Mampu Menghambat Korosi Bangunan Lepas Pantai

Gelaran roadshow kali ini dibuka langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Prof Ir Nizam MSc DIC PhD IPU ASEAN Eng. Dihadiri pula oleh Rektor ITS Prof Ir Mochamad Ashari MEng PhD dan jajaran pimpinan ITS lainnya sebagai dukungan terhadap program dari Kemendikbud Ristek ini.

Rektor ITS yang kerap disapa Ashari tersebut menyampaikan jika dengan program MBKM ini, mahasiswa menjadi lebih punya empati, kreativitas, skill dan pengalaman. Di ITS, saat ini sudah ada 8.300 mahasiswa yang sudah berpartisipasi dalam program MBKM ini.

“Selain itu, ITS juga berhasil terpilih menjadi salah satu penerima dana bantuan sebesar Rp 37,8 miliar dalam program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) 2021,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, menghadirkan pula sejumlah narasumber, antara lain Dr Wagiran MPd Ketua Sub Pokja Kampus Mengajar, Drs Andi Ilham Makhmud Dip Sc MM Apt Ketua Sub Pokja Pertukaran Mahasiswa Merdeka, dan Nurhadi Irbath ST CEC LCC Ketua Sub Pokja Magang dan Studi Independen Bersertifikat.

Sementara itu, dalam paparannya, Wagiran menjelaskan lebih lanjut mengenai program Kampus Mengajar. Kampus mengajar ini bertujuan memfasilitasi para mahasiswa untuk berkontribusi sebagai agen perubahan dalam bidang pendidikan di Tanah Air.

“Kampus mengajar akan memberikan pengalaman secara langsung untuk mengajarkan literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi kepada murid-murid SD dan SMP,” jelasnya.

Sedangkan untuk program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Andi Ilham Makhmud menuturkan bahwa program pertukaran mahasiswa ini akan memberikan kesempatan kuliah di universitas lain dalam negeri selama satu semester dengan sistem alih kredit maksimal sebanyak 20 SKS.

Tujuan dari program ini yaitu mencetak penerus bangsa yang mampu memahami keberagaman Indonesia.

Baca Juga :  PTNU Didorong Terapkan Sistem Pembelajaran Daring

“Sehingga ketika menjadi pemimpin bangsa, mahasiswa akan bijak dalam mengambil keputusan,” jelasnya.

Pada penghujung acara, Nurhadi Irbath menjelaskan lebih lanjut mengenai program Magang dan Studi Independen Bersertifikat. Program tersebut bertujuan memberikan pengalaman yang nyata dalam dunia profesional sehingga mahasiswa bisa lebih siap terjun di dunia kerja.

Magang adalah sebuah program magang yang dipercepat dan diakselerasikan dengan pengalaman belajar yang dirancang dengan baik. Adapun Studi Independen Bersertifikat adalah sebuah pembelajaran di kelas yang dirancang dan dibuat khusus berdasarkan tantangan nyata yang dihadapi oleh mitra atau industri. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?