JAKARTA – Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek Dikti Indonesia merilis sejumlah perguruan tinggi yang menerima program kreativitas mahasiswa (PKM). Tertinggi ada Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, IPB, UB dan seterusnya.
UGM tercatat ada 348 PKM yang lolos, ITS terdapat 298 PKM dan IPB 244 PKM. Proposal mahasiswa ITS yang berhasil mendapat pendanaan sebanyak 298 proposal, meningkat pesat dari tahun lalu yang berjumlah 72 proposal.
Adapun, 298 proposal yang didanai tersebut terdiri dari 48 proposal PKM Kewirausahaan (PKM-K), 81 proposal PKM Karsa Cipta (PKM-KC), 5 proposal PKM Karya Inovatif (PKM-KI), 23 proposal PKM Penerapan Iptek (PKM-PI), 15 proposal PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-PM), 83 proposal PKM Riset Eksakta (PKM-RE), 17 Proposal PKM Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH), dan 26 proposal Gagasan Futuristik Konstruktif (PKM GFK).
Ketua Satgas PKM ITS Putu Gede Ariastita ST MT menyampaikan besarnya jumlah proposal didanai ini mencerminkan kualitas proposal yang diajukan ITS. Menurut dia, jumlah tersebut sudah sesuai dengan target yang ditetapkan tim Satgas.
“Jumlah bidang yang terdanai sudah proporsional, secara kualitas dan proporsi kita sudah sesuai dengan harapan,” kata dosen yang menjadi juri PKM di ITS dan juga Dikti ini.
Mengenai target proposal yang terdanai di bidang PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT), lelaki yang karib disapa Aris ini menegaskan, target yang ditetapkan dari tim satgas adalah sebanyak 6 sampai 10 proposal. Hal ini, menurutnya, masuk akal karena umumnya proposal PKM-GT yang lolos Pimnas hanya sebanyak 40 proposal dari 4.000 proposal yang diajukan se-Indonesia.
“ITS itu trennya kurang lebih lima sampai enam proposal ke Pimnas, dan menjadi salah satu yang terbanyak. Tahun ini semoga lebih tinggi lagi,” harapnya optimistis.
Sebagai evaluasi, dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ini menjelaskan, ada dua aspek yang menjadi perhatian tim satgas untuk lebih meningkatkan jumlah proposal terdanai di masa mendatang. Pertama-tama adalah bagaimana proposal itu diproduksi, kemudian bagaimana agar produksi proposal itu berkualitas.
“Maka dari itu untuk memproduksi proposal, mahasiswa harus dibimbing dengan dosen, tidak bisa mahasiswa berdiri sendiri,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengembangan Talenta Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITS Hakun Wirawasista Aparamarta ST MMT PhD mengatakan, dari 298 proposal tersebut ITS meraih pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) sekitar Rp 2,5 miliar.
“Besarannya bervariasi mulai dari lima sampai sepuluh juta rupiah per tim,” terangnya.
Dilihat dari perbandingan jumlah proposal yang lolos pendanaan dengan jumlah mahasiswa ITS, Hakun berpendapat bahwa produktivitas mahasiswa ITS adalah yang tertinggi. Hal tersebut melihat dari jumlah mahasiswa ITS yang paling sedikit di antara PTN lain pada peringkat 10 besar.
“Saya acungi jempol untuk teman-teman mahasiswa ITS, karena dengan jumlah yang minim produktivitasnya luar biasa,” ucapnya bangga.
Hakun mengatakan, Ditmawa bersama tim Sargas sudah melakukan beberapa formulasi strategi terkait pengoptimalan proposal PKM. Diharapkan strategi tersebut dapat efektif untuk memenangkan medali di Pimnas ke-34 tahun ini.
“Yang terpenting adalah adanya semangat sinergi dari semua pihak yang ada di ITS, baik itu dari mahasiswa, dosen, maupun jajaran pimpinan ITS,” tandasnya mengingatkan.
Hakun mengingatkan juga bahwa strategi apapun yang digunakan, tanpa ada rasa memiliki terhadap proses keilmiahan pada PKM ini, maka strategi tersebut tidak akan berhasil. Diungkapkannya, Ditmawa bersama tim Satgas akan terus berupaya untuk mewujudkan budaya keilmiahan pada mahasiswa ITS.
“Mari kita wujudkan bersama dan insyaallah dengan sinergi dan semangat yang luar biasa ini ITS bisa kembali ke maqom sebenarnya menjadi juara umum Pimnas ke-34,” jelasnya. (Siedoo)