MAGELANG – Kemampuan dan keterampilan berwirausaha dapat dibentuk oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pendidikan wirausaha yang juga menjadi mata kuliah wajib di perguruan tinggi. Namun, kebanyakan mata kuliah dilakukan menggunakan pendekatan penyusunan proposal bisnis.
“Sehingga yang luput dari pendekatan ini adalah kurangnya pembelajaran how to think entrepreneurially. Padahal, kewirausahaan tidak dapat dilepaskan dari keahlian mengenali kesempatan (opportunity recognition), berkreasi dan berinovasi, memecahkan masalah (problem solving), dan sebagainya,” kata Laili Qomariyah, M.Psi., Psi, Ketua Kegiatan Seminar Nasional “Peran Psikologi dalam Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia”.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Psikologi, Fakultas Psikologi dan Humaniora (FPH), Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), Jawa Tengah. Acara ini menangkap bahwa, di tengah krisis yang disebabkan virus Corona, pertumbuhan angka wirausaha semakin tinggi dengan munculnya bentuk-bentuk bisnis baru yang adaptif terhadap situasi pandemi.
Bisnis memainkan peran kunci dalam membantu masyarakat melalui krisis ekonomi dan menciptakan inovasi-inovasi yang membentuk masyarakat setelah krisis.
Seminar yang dihadiri 120 peserta dari beberapa daerah di Indonesia dan juga luar Indonesia tersebut mendatangkan tiga pemateri melalui ruang temu virtual. Ialah Assoc. Prof. DR. Aida Binti Idris dari Faculty Business and Accountancy, University of Malaya, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., PhD dari Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Aftina Nurul Husna, MA dari FPH UNIMMA.
Rahmat dalam materinya menyampaikan, beberapa penyebab kegagalan berwirausaha diantaranya keliru mengenali potensi pasar, keliru mengembangkan model bisnis, gagal mengembangkan dan mengelola organisasi bisnis.
“Selain itu, banyak orang juga gagal karena kurang mampu mengakses dan mengelola permodalan atau gagal mengembangkan produk yang selaras dengan pasar,” ungkapnya.
Rahmat juga menambahkan bahwa ada 10 mindset kewirausahaan yang harus ditanamkan dalam diri seseorang yang harus dipelajari agar tidak mengalami kegagalan. Seperti mempelajari dinamika pasar, proses bisnis, kepekaan pada peluang, judgment & decision making, pengambilan resiko, kematangan emosi, ketangguhan mental, daya kemauan, negosiasi bisnis dan strategic thinking. (Siedoo)