Siedoo.com - Rektor Universitas Tidar Magelang, Jawa Tengah, Prof. Dr. Ir. Mukh. Ariffin, M.Sc. (berbatik coklat) bersama para staf. | foto: Dok. Untidar
ADV Featured

Perjalanan Untidar : Sosok-sosok yang Berjasa (2)

MAGELANG – Perjalanan Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Jawa Tengah dari perguruan tinggi swasta menjadi negeri, tak bisa dilepaskan dari peran dan jasa sejumlah tokoh. Diantara para tokoh tersebut, sebagian berasal dari militer (purnawirawan), sebagian lainnya dari kalangan sipil (intelektual).

Mereka, antara lain, Mayjen TNI (Purn.) Mardiyanto, mantan Gubernur Jawa Tengah yang juga mantan Menteri Dalam Negeri. Ada pula nama Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, mantan rektor dua periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Prof. Komaruddin merupakan cendekiawan senior asal Magelang, yang dikenal peduli pada tanah kelahirannya. Bentuk kepedulian itu, diwujudkan misalnya dengan didirikannya Tidar Heritage Foundation, sebuah organisasi yang concern terhadap dunia pendidikan dan kebudayaan di Magelang.

Tokoh lain yang juga memiliki andil dalam peralihan status Universitas Tidar yaitu DR. (HC.) Hendarman Supandji, SH. Jaksa Agung RI yang menjabat pada 2007 – 2010 ini, merupakan alumni SMAN 1 Magelang.

Selain ketiga figur nasional itu, sebagaimana tertulis di laman resmi Untidar, masih banyak jasa dan peran tokoh lain dibalik perubahan status Universitas Tidar menjadi negeri.

Semasa masih berstatus swasta, atau masih berada dibawah naungan Yayasan Perguruan Tinggi Tidar Magelang (yang kemudian berganti menjadi Yayasan Perguruan Tinggi Borobudur Tidar), universitas ini telah mengalami empat kali pergantian rektor.

Brigjen TNI (Purn.) dr. HR Soeparsono adalah rektor pertama Universitas Tidar. Sebelum menjadi rektor, Soeparsono yang merupakan seorang dokter militer, lebih dulu menduduki jabatan Direktur RSU Tidar, 1963 – 1965. Ia kemudian mengepalai RST dr. Soedjono Magelang, tahun 1965 sampai 1971.

Perjalanan hidup Soeparsono (yang wafat pada 1994) sebagai seorang dokter militer, tertulis dalam biografi berjudul “Kenangan Benua Kelam”. Buku ini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Memoirs from the Dark Continent.

Rektor kedua Universitas Tidar yaitu Brigjen TNI (Purn.) dr. Soepandji. Ia yang meninggal dunia pada 1998, bukan lain adalah ayah dari Hendarman Supandji. Tidak mengherankan bila mantan Jaksa Agung ini kemudian memiliki perhatian khusus terhadap Universitas Tidar.

Baca Juga :  Tahun ini, Untidar Jadwalkan Tiga Kali Wisuda

Rektor Universitas Tidar semasa masih berstatus swasta, selanjutnya, berturut-turut dijabat oleh Kolonel (Purn.) Dr. RA. Gambiro, Drs. Jojok Tarunawijaya, serta Ir. H. Bambang Surendro, MT., MA.

Nama yang terakhir disebut, yang kemudian telah bergelar doktor, saat ini melanjutkan pengabdiannya sebagai wakil rakyat. Tepatnya, di Komisi IV DPRD Kabupaten Magelang.

Sebagai seorang intelektual, Bambang Surendro pernah menulis sebuah buku berjudul “Rekayasa Fondasi: Teori dan Penyelesaian Soal”. Buku tersebut menjadi salah satu pegangan bagi dosen dan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil.

Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. adalah pemegang tongkat estafet kepemimpinan Universitas Tidar berikutnya. Prof. Cahyo, yang memiliki latar belakang di bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra ini, menjadi rektor pertama di saat Untidar sudah berstatus negeri.

Tahun 2018, pengabdian Prof. Cahyo sebagai rektor dilanjutkan oleh Prof. Dr. Ir. Mukh. Ariffin, M.Sc., hingga saat ini. Sebelum menjadi Rektor Untidar, Prof Mukh. Ariffin merupakan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. (Siedoo)

 

Bersambung

Apa Tanggapan Anda ?