Siedoo.com - Mahasiswa Universitas Tidar Magelang, Jawa Tengah mengikuti perkuliahan online di Pangasinan State University Filipina, menggunakan software Microsoft Teams, dalam Program Transfer Kredit Internasional.
ADV Internasional

Tujuh Mahasiswa Untidar Ikuti Program Transfer Kredit dengan Pangasinan State University Filipina

MAGELANG – Sebanyak tujuh mahasiswa dari lima fakultas di Universitas Tidar Magelang (Untidar), Jawa Tengah mengikuti Program Transfer Kredit Internasional dengan Pangasinan State University Filipina. Ketujuh mahasiswa tersebut, yaitu: Muhammad Rauf Oktavian, Ikrar Genidal dan Laili Hidayani dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; Catur Prihatiningrum dan Aswin Hendry Atmoko dari Fakultas Pertanian; Duwik Tri Utami (Fakultas Ekonomi), serta Imroatul Maghfiroh, mahasiswi Fakultas Teknik.

Sebelum mengikuti program tersebut, para mahasiswa harus terlebih dulu mengikuti tahap seleksi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Mereka berhasil lolos, dan mewakili rekan-rekan mereka dari Universitas Tidar.

Sebenarnya, Program Transfer Kredit Internasional yang merupakan terobosan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ini bersifat offline. Artinya, para peserta diharuskan berada di perguruan tinggi mitra di luar negeri selama kegiatan berlangsung.

Namun, karena masih terkait pandemi, program bergengsi ini pun diselenggarakan dengan sistem daring atau online. Para peserta masuk ke dalam sistem yang dipakai Pangasinan State University, dan menggunakan perangkat Microsoft Teams.

Winda Candra Hantadi, Dosen Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untidar menuturkan, Program Transfer Kredit Internasional memberikan beragam manfaat bagi para mahasiswa. “Membuka wawasan baru, exposure baru, pemikiran baru, dan tentunya networking yang lebih luas,” ungkap Winda.

Program tersebut, lanjutnya, membuka kesempatan untuk melakukan penelitian bersama (joint research) dan publikasi bersama. “Bahkan tidak menutup kemungkinan bisa bangun startup (perusahaan rintisan),” terang Winda.

Satu-satunya kendala yang dihadapi oleh para peserta, menurut Winda, yaitu masalah bahasa. “Mengikuti perkuliahan dan kegiatan dalam bahasa Inggris secara online, tentu berbeda dengan ketika mendengar atau bercakap-cakap langsung,” ucapnya.

Muhammad Rauf Oktavian, mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untidar, menceritakan pengalamannya menjadi peserta Program Transfer Kredit Internasional. “Kita bisa rasakan perbedaan learning management system-nya, perbedaan budayanya. Ilmu tambahan dari dosen asing juga dapat,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pengajar Harus Ciptakan Suasana Kondusif 
Dalam program ini, Rauf sendiri bergabung dengan Fakultas Pendidikan Menengah (Faculty of Secondary Education) di Pangasinan State University. “Kami punya kesempatan berkolaborasi dengan teman-teman di sana. Kolaborasi dalam hal akademik, juga non-akademik,” jelas Rauf. (Siedoo)
Apa Tanggapan Anda ?