SEMARANG – Program magang di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang diarahkan agar mahasiswa mempunyai pengalaman mengajar langsung di sekolah. Akan tetapi, karena pandemi maka program magang dilaksanakan secara daring.
Pada tahun ini FKIP, Unissula menerjunkan secara daring 87 mahasiswa ke 30 sekolah di Jawa Tengah dan ke Kalimantan. Mereka terdiri dari 18 mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, 20 mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan 47 mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Sekolah yang dijadikan tempat magang sesuai dengan daerah asal mahasiswa untuk memudahkan pelaksanaan dan koordinasi.
Program magang tahun ini hanya dilaksanakan selama satu bulan menyesuaikan jadwal dan kondisi sekolah. Program magang dilaksanakan bertahap yaitu Magang I, II, dan III. Selama magang mahasiswa harus tetap menjalankan protokol kesehatan, memakai masker, cuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
Pada Magang I mahasiswa diharuskan untuk melakukan observasi sekolah meliputi visi, misi, fasilitas, tata kelola, kegiatan sekolah, dan lainnya. Pada Magang II mahasiswa wajib melakukan observasi perangkat pembelajaran meliputi kurikulum, silabus, RPP, dan pendukungnya. Sedangkan pada Magang III mahasiswa wajib praktik mengajar berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah dirancang.
Dekan FKIP Unissula Dr. Turahmat, M.Pd mengatakan, mengingat masih dalam masa pandemi maka pembelajaran dilaksanakan dengan sistem PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Yaitu menggunakan aplikasi pembelajaran daring seperti Google Classroom, Zoom, WhatsApp, Edmodo, Microsoft Team, dan sejenisnya.
“Sebelum diterjunkan mahasiswa sudah dibekali dengan keterampilan mengajar dan berbagai aplikasi pembelajaran daring,” jelasnya.
Turahmat mangatakan, kedatangan mahasiswa magang di sekolah mitra selain untuk belajar dan mendapatkan pengalaman secara langsung juga diharapkan dapat membantu sekolah itu. Utamanya dalam melaksanakan pembelajaran daring di sekolah-sekolah terpencil yang terkendala jaringan internet. Selain mengajar secara virtual melalui aplikasi pembelajaran, mahasiswa magang juga dapat mengajar secara langsung dengan mendatangi kelompok-kelompok belajar siswa.
“Meskipun dilaksanakan secara daring mahasiswa magang tetap hadir di sekolah sesuai jadwal sekolah masing-masing,” katanya.
Disampaikan Turahmat dalam sambutan penerjunan mahasiswa magang, bahwapeserta magang kali ini banyak memilih tempat pemagangan di sekolah dekat dengan tempat tinggalnya. Hal itu karena masih dalam masa new normal.
“Hal ini memiliki makna strategis mengingat mereka secara teritorial lebih memahami potensi pendidikan di masing masing daerahnya. Baik dari segi kultural maupun berbagai aspek lainnya,” jelas Dr. Turahmat, M.Pd. (Siedoo)