Siedoo.com -
Nasional

Kerinduan Bersekolah Lagi Terungkap Dalam Surat Siswa untuk Mendikbud

JAKARTA – Berbagai cerita, pengalaman, keinginan dan harapan terungkap melalui ribuan surat siswa yang ditujukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. Pada hari pertama bekerja setelah Idulfitri, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, membaca tiga surat dari siswa siswi terpilih. Surat-surat tersebut merupakan hasil seleksi dari 6.689 surat yang dikirimkan oleh siswa SD dan guru se-Indonesia pada 11-17 Mei 2020 lalu. (kemdikbud.go.id, 29/5/2020)

Surat pertama yang dibaca oleh Mendikbud datang dari Rivaldi R. Yampata, siswa kelas IV SD 016 Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Dalam surat tersebut, Rivaldi menceritakan bagaimana dia harus hidup terpisah dari keluarganya untuk menetap sementara di rumah kerabat agar bisa tetap mengikuti pembelajaran selama masa pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan kondisi keluarga Rivaldi yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran memadai seperti gawai maupun internet.

Diceritakan Rivaldi, tahun ini dia dititipkan ibunya kepada seorang guru yang sudah lama dikenal. Bersyukur selama dititipkn semua tugas yang diberikan guru, bisa diselesaikan dengan baik karena dibimbing oleh kakak-kakaknya. Rivaldi tidak punya HP, sehingga kalau membuat video belajar kakaknya yang merekam.

“Saya diberi teks yang harus saya hafal kan lalu mereka merekam saya melafalkan pelajaran itu misalnya bacaan salat dan kosakata bahasa Inggris beserta artinya,” ungkap Rivaldi dalam suratnya.
Rivaldi yang bercita-cita ingin menjadi polisi itu juga menguraikan kesehariannya beternak lele menggunakan media drum dan berkebun selama ia tinggal di keluarga barunya. Mengomentari hal ini Nadiem sangat terkesan karena Rivaldi dan keluarganya tetap produktif melakukan kegiatan di rumah.

“Meskipun dalam krisis bagus bisa berkreasi menjadi wirausaha,” kata Mendikbud.

Surat kedua yang dibacakan Mendikbud adalah surat dari Alfiatus Sholehah, siswa kelas VB SDN Pademawu Barat 1, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Seperti Rivaldi, Alfiatus menyampaikan keinginannya untuk segera bisa kembali ke sekolah, bertemu dengan teman-teman dan guru-gurunya.

Baca Juga :  Dampak Pandemi Covid-19 Pengaruhi Psikologi Bagi Pendidikan Anak

“Bapak Menteri saya dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu. Orang tua saya hanya buruh tani. Dengan adanya corona saya jadi bingung karena belajarnya harus pakai HP Android. Sedangkan saya tidak punya. Saya juga merasa kasihan karena Ibu saya harus cari hutangan untuk membeli paket internetnya agar saya bisa belajar di rumah. Tapi saya ingin segera masuk sekolah ingin ketemu guru dan teman-teman saya. Apalagi sekarang bulan Ramadan. Biasanya di sekolah diadakan kegiatan Pondok Ramadan. Tapi karena Corona semua itu tidak ada lagi,” tulis Alfiatus dalam suratnya kepada Mendikbud.

Menjawab kesulitan Alfiatus memiliki paket data internet, Nadiem mengatakan bahwa kini dana BOS bisa digunakan untuk membantu siswa membeli paket internet.

“Ingatkan sekolahnya ya,” tegas Menteri Nadiem.

Kemudian ketika ditanya, hal penting apa yang bisa diambil sebagai pelajaran atas wabah ini, dengan lantang Alfiatus mengatakan, kesehatan.

“Kita harus menjaga kesehatan. Kesehatan sangat penting untuk kita semua,” ucap Alfiatus.

Berbeda dengan Rivaldi dan Alfiatus, Atrice G. Napitupulu, siswa kelas IV SD YPPK Gembala Baik, Jayapura, Papua, membacakan sendiri surat yang ditujukan untuk Mendikbud. Walaupun nonmuslim, Atrice mencurahkan kesedihannya mengingat teman-temannya yang muslim tidak bisa mudik dan berkumpul bersama sanak keluarga sebagaimana biasanya akibat dari Covid-19.

“Saya juga merasa kasihan sama teman-temanku di komplek yang sedang berpuasa mereka tidak bisa mudik melihat kakek nenek dan keluarganya tidak bisa salat bersama-sama di masjid. Itu semua karena virus Corona. Lebaran saya juga tidak bisa peta (Pegangan Tangan), makan bakso, es buah dan uang lebaran. Saya berharap virus Corona cepat berlalu ya, Pak, supaya kita semua bisa bersukacita dan bergembira. Salam hormat,” tutur Atrice.

Baca Juga :  Bila Zonasi PPDB Diatur Perpres, Acuan Hukumnya Lebih Jelas

Kepada mereka, Mendikbud mengucapkan terima kasih telah menulis surat dan berharap untuk tetap semangat di saat krisis seperti ini. Diakui Mendikbud, belajar dari rumah itu tidak mudah, sulit, kadang-kadang membosankan, kadang-kadang merepotkan.

“Tapi tolong tetap semangat, tetap bantu orangtua, tetap bantu kakak-adik. Dan kita pasti akan melalui krisis ini bersama asal kita saling mencintai, asal kita saling membantu. Kita akan bisa melalui krisis ini,” pesan Mendikbud.

Mendikbud juga menyampaikan, bahwa di tengah pandemi ini, berbagai keterbatasan tidak menjadi alasan. Dari pandemi ini kita tahu bahwa kita saling membutuhkan. Semua kesulitan ini pasti akan berakhir dan menjadi hal manis untuk dikenang. Semua orang akan bersemangat untuk beraktivitas kembali. Ruang kelas akan dipenuhi energi dari para pencari ilmu generasi penerus bangsa.

“Dan saat itu kita akan tahu bahwa kebersamaan kita akan lebih kuat dari sebelumnya, karena kita bertoleransi, karena kita bergotong-royong,” kata Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?