JAKARTA – Dengan melihat proses dan hasil belajar mengajar di sekolah-sekolah yang masuk dalam program kolaborasi, kemampuan literasi dan numerasi peserta didik akan meningkat. Optomisme itu diungkapkan oleh Kepala Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Totok Suprayitno. Program kolaborasi yang dimaksud, salah satunya adalah program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI).
Hal itu diungkapkan Totok pada acara Bincang Daring “Kemitraan untuk Pembelajaran” yang diselenggarakan atas kerjasama Kemendikbud-INOVASI, di Jakarta, pada Selasa (12/5/2020). Selanjutnya Totok mengatakan, program INOVASI mampu mengubah kultur belajar yang kaku dan serba mengikuti petunjuk menjadi proses belajar yang penuh kreativitas.
Dilansir dari kemdikbud.go.id (13/5/2020), Totok juga melihat matematika yang biasanya menjadi momok, bisa menjadi menyenangkan. Begitu juga dengan literasi yang sulit dicapai dari berbagai tes, ternyata bisa ditingkatkan dengan cara-cara yang bisa dimunculkan oleh guru.
“Jadi timbul rasa optimisme bahwa kualitas pendidikan di Indonesia bisa ditingkatkan melalui kolaborasi ini,” katanya.
Dibutuhkan Kreativitas
Totok menyadari bahwa dalam melaksanakan program kolaborasi dibutuhkan kreativitas yang mendorong setiap guru di sekolah sasaran untuk berkreasi. Kreativitas tersebut, kata dia, tidak bisa diajarkan tetapi bisa ditumbuhkan dan ditularkan. Oleh karena kreativitas yang dimiliki guru berbeda-beda, maka ragam dari kreativitas setiap guru harus diakui, juga harus saling dibagikan. Maka tak heran di dalam setiap acara temu inovasi, terjadi tukar ide dan berbagi praktik baik.
Menurut Totok, praktik baik bisa ada di mana saja. Maka dari itu, target program inovasi juga mengumpulkan praktik baik yang bisa diadaptasi oleh sekolah-sekolah lain. Kalau selama ini banyak sekolah yang menunggu petunjuk dari kementerian untuk menjalankan proses pendidikannya, maka INOVASI ini dibalik.
“Jangan menunggu petunjuk tetapi ayo jangan takut untuk mencoba berkreasi. Jangan takut salah karena kreativitas tidak mengenal salah,” ajak Totok.
Kolaborasi Empat Lembaga
Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) merupakan hasil kerja sama Kemendikbud dan Kementerian Agama dengan Pemerintah Australia. Guna memfasilitasi agar program ini dapat diterapkan di semua sekolah, Kemendikbud pun telah menggulirkan kebijakan Merdeka Belajar yang sejalan dengan kreativitas program INOVASI.
Totok mengatakan, Mereka Belajar memberikan lahan yang subur. Supaya tanaman kreativitas INOVASI bisa tumbuh dan berkembang dengan sebaik-baiknya, termasuk Merdeka Belajar di level kampus.
“Kalau tadi kawan-kawan banyak yang bekerjasama dengan kampus, mereka bisa mendapatkan kredit poin, mendapatkan SKS ketika bekerja sama dengan INOVASI dan sekolah,” ujar Totok Suprayitno. (Siedoo)