JAKARTA – Memasuki minggu ke-4 pelaksanaan Belajar di Rumah banyak sekolah membuat konten belajar yang inovatif, atau meminta siswa mengikuti aplikasi belajar online, demi menjaga semangat dan produktivitas belajar siswa. Salah satunya adalah Sekolah Cikal Jakarta. Di mana sekolah ini terus menggalakkan program belajar daring yang menyenangkan, dan bermanfaat bagi siswa selama di rumah melalui sekolah.mu atau konferensi virtual menggunakan zoom atau google hangout.
Salah satu program unik yang dilakukan oleh Cikal adalah kolaborasi global, di mana Cikal mengundang pengajar tamu asing dari 3 negara yakni India, Pakistan dan Kuwait, untuk mengajarkan pelajaran Matematika bagi kelas 6 International Baccalaureate Program (IB Program) Sekolah Cikal Setu beberapa waktu lalu.
Bersama Guru Asing dari Tiga Negara
Guru Matematika kelas 6 Sekolah Cikal Setu, Ahmad Apriyanto, menjelaskan bahwa terdapat tiga guru dari tiga negara yang diundang oleh Sekolah Cikal. Di antaranya Joya Lal (India), LaShari Wright (Kuwait), dan Muhammad Asad Ali (Pakistan). Tema belajar yang diangkat adalah Penyederhanaan Aljabar.
“Kita ingin mengenalkan para siswa tentang aljabar. Mengingat kita adalah Sekolah Berbasis IB, alangkah baiknya kita perkenalkan sejak kelas 6. Kami mengundang guru-guru asing ini untuk berbagi pengetahuan mengenai proses Penyederhanaan Aljabar (Simplifying Expression),” ujar Apriyanto.
Online Learning, Sekolah Tanpa Batas
Bagi Apriyanto, proses belajar daring dengan mengundang pengajar asing ini dilatarbelakangi oleh keberadaan online learning itu sendiri sebagai media belajar tanpa batas. Melalui online learning, pada dasarnya bisa menjangkau siapa pun. Ini tentunya merupakan kesempatan yang terbuka luas.
“Belajar tidak hanya dari buku, atau dari guru yang ada di sekolah saja. Jadi, jika bicara tentang tujuannya, kami ingin siswa dapat pengalaman baru, dan pengetahuan baru,” ujar Apriyanto.
Apriyanto menceritakan bahwa ide kolaborasi global ini tercetus dari salah satu guru di sekolah Cikal yakni Siti Fatimah. Guru yang akrab disapa Miss Sifa ini telah tergabung di komunitas pengajar Matematika Middle Year Program (MYP) dan International Baccalaureate Program (IB). Miss Sifa menerangkan bahwa komunitas guru MYP dan IB Program yang dikenal dengan Global Collaborative Community memiliki visi yang sama dengan Cikal.
“We called it Global Collaborative. Di dalam IB Program, peran kita sebagai guru adalah Risk Takers and Caring. Jadi, tidak hanya sebatas di kelas masing-masing saja. Visi dari komunitas Kolaborasi Global ini pun sama halnya dengan yang Cikal percaya yakni memberikan kontribusi,” jelas Sifa.
Terus Dilanjutkan
Di akhir, Apriyanto menyampaikan bahwa kolaborasi global ini akan terus dilanjutkan, mengingat para siswa sangat antusias terhadap proses belajar dengan guru asing. Bagi Apriyanto, ide ini harus dilanjutkan, karena dirasa sangat baik dan belajar dengan senang.
“Para siswa pun mau lagi untuk belajar bareng guru asing. Kalau waktunya cocok, pasti kita akan undang lagi,” tutup Apriyanto. (Siedoo)