Siedoo.com - Mahasiswa UNY membuat sabun l foto : ist
Daerah

Mahasiswa UNY Berinovasi Membuat Sabun Pencuci Tangan dari Daun Jambu

YOGYAKARTA – Cuci tangan dengan sabun bisa meminimalisir bakteri. Kini banyak produk sabun yang mengandung antibakteri berupa senyawa-senyawa penghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri. Terutama, bakteri yang memberikan efek negatif bagi kesehatan manusia, seperti biang mulai munculnya virus corona.

Senyawa yang dapat membunuh bakteri diistilahkan dengan germisida, antiseptik, bakteriostatik, bakterisida, dan desinfektan. Sekelompok mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) meneliti daun jambu air dengan nanopartikel perak untuk dibuat sabun pencuci tangan.

Mereka adalah Laatifah prodi Fisika, Dian Saputra prodi Pendidikan Biologi dan Ulfa Fitri Rohmatin prodi Kimia.
Menurut Laatifah membuat sabun cair dari bahan

ekstrak daun jambu air mengandung beberapa senyawa aktif berupa flavonoid, saponin, alkaloid dan triterpenoid. Salah satu dari senyawa tersebut yakni senyawa saponin memiliki manfaat sebagai pembersih atau antiseptik.

“Daun jambu air juga dikenal sebagai salah satu obat tradisional, untuk menyembuhkan beberapa infeksi akibat antigen berupa bakteri” papar Laatifah.

Dian Saputra menambahkan, nanopartikel perak umumnya digunakan karena salah satu sifatnya yang bertoksik rendah. Ion perak bersifat netral dalam air, tahan asam, garam, dan berbasa lemah. umumnya digunakan karena salah satu sifatnya yang bertoksik rendah. Ion perak bersifat netral dalam air, tahan asam, garam, dan berbasa lemah.

“Nanopartikel memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai pectrom, katalis, zat pelapis permukaan, dan antibakteri,” katanya.

Ulfa Fitri Rohmatin menjelaskan, pembuatan sabun cuci tangan dari daun jambu air melalui beberapa tahap.

“Pertama pembuatan ekstrak daun jambu, sintesis nanopartikel perak dan pembuatan sabun” kata Ulfa.

Pembuatan ekstrak daun jambu air (Syzygium aqueum) dilakukan dengan metode maserasi, yaitu dengan menimbang 100 gram serbuk daun jambu air dan merendamnya menggunakan 500 ml methanol selama 5 hari.

Baca Juga :  Pembelajaran Vokasi Revolusi Industri 4.0 Antarkan Mochamad Jadi Guru Besar UNY

“Selanjutnya menyaring larutan sehingga diperoleh maserat dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 79oC sehingga diperoleh ekstrak kental,” tandasnya.

Lalu sintesis nanopartikel perak, 0,5 gram bubuk AgNO3 dilarutkan dalam 500 ml aquades. 10 ml larutan AgNO3 diambil dan dipanaskan selama 10 menit, kemudian diangkat kemudian ditambahkan 3 tetes natrium sitrat 1% ke dalam larutan AgNO3. Larutan dipanaskan kembali hingga sampel berwarna kekuningan.

Pembuatan sabunnya sendiri dimulai dari penimbangan padatan KOH (Kalium Hidroksida) sebanyak 50 ram, kemudian diencerkan sampai 100 ml. 33 ml larutan KOH diambil dan dipanaskan pada suhu 75oC selama 10 menit. 15 ml minyak VCO (Virgin Coconut Oil) dipanaskan pada suhu 75oC selama 5 menit dan didinginkan.

“Larutan KOH dan minyak VCO dicampur dan dipanaskan sambal diaduk pada suhu 75oC sampai berbentuk padatan. 5 ml gliserin, 0,1 ml nanopartikel perak, dan 10 ml ekstrak ditambahkan. Campuran diaduk dan dipanaskan lalu ditambahkan aquades hingga volume akhir 100 ml,” paparnya.

Pembuatan hand wash daun Syzigium aqueum mengunakan basa KOH, Gliserin dan minyak VCO. Pemilihan KOH sebagai bahan pembuatan sabun adalah karena jika digunakan untuk hand wash atau sabun pencuci tangan maka KOH lebih mudah larut dibanding dengan NaOH.

Alasan penggunaan VCO sebagai bahan dasar pembuatan sabun karena VCO merupakan minyak yang paling kaya dengan kandungan asam lemak yang menguntungkan kulit dibandingkan dengan minyak lainnya dan warna VCO yang bening, jernih serta mudah larut dalam air.

Penambahan gliserin pada sabun berfungsi sebagai pelembut. Penggunaan gliserin pada pembuatan hand wash dikarenakan gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air untuk menghasilkan asam lemak.

Baca Juga :  193 Kontingen Kota Magelang Berlaga di Porprov Jateng XVI, Targetkan 20 Medali Emas

“Gliserin merupakan humektan sehinga dapat berfungsi sebagai pelembap pada kulit. Pada kondisi atmosfer sedang ataupun pada kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat melembabkan kulit dan mudah dibilas,” tutupnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?