TANGERANG – Penderita kusta tak hanya bergelut dengan tampilan fisik yang mereka miliki. Namun, harus menerima stigma negatif dari lingkungan sekitar. Dampaknya mereka sulit mendapat pekerjaan dan tersisihkan.
Berangkat dari kepedulian terhadap pasien lepra, 18 anggota Tim Katamataku Universitas Indonesia (UI) yang terdiri dari spesialis mata, kulit, dan rehabilitasi medik melakukan bakti sosial (baksos) di Kampung Kusta Sitanala, Tangerang, baru-baru ini.
“Awal 2018, ada 18 dokter dari FK UI dan RSCM yang bergabung dalam pengabdian masyarakat ini. Fokus keinginan kami adalah memberdayakan penyandang kusta,” kata Ketua Tim Katamataku, dr Yunia Irawati SpM(K).
Kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan skrining atau identifikasi tanda-tanda kelainan mata, kulit, dan gangguan gerak pada penderita kusta.
Tim Katamataku turut melibatkan fakultas lain di UI demi tercapainya kesuksesan acara ini. Kegiatan multi disiplin ini mengangkat tiga topik utama yaitu kesehatan, agroekonomi, dan antistigma.
“Untuk kegiatan yang berkenaan dengan kesehatan, kita mengajak FKG, FF, dan FIK untuk bergabung dalam program ini,” tandasnya dilansir dari ui.ac.id.
Lalu topik keuangan, pihaknya melibatkan FEB, FT, FMIPA, dan lainnya untuk membantu memberdayakan para penyandang kusta agar lebih mandiri secara finansial. Sedangkan untuk topik antistigma, ada perwakilan dari FKM, FPsi, FISIP, FIB, dan FH yang bergelut untuk mengentaskan stigma.
Irawati berharap kegiatan ini mampu menginspirasi pihak lain untuk melakukan kegiatan serupa.
“Kalau kita melakukan bersama-sama, harusnya kita mampu meminimalisir diskriminasi yang diderita penyandang kusta dan membuatnya menjadi zero leprosy sesuai keinginan WHO,” tutup Irawati. (Siedoo)