Siedoo.com - Kasubbag TU Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 8 Jawa Tengah M. Zubaidi, S.H memotong pita, sebagai tanda dibukanya Kelas Kewirausahaan | foto : Fauzi Bayu Sejati | Siedoo
ADV Daerah

SMK Muhammadiyah Payaman Secang Memiliki Kelas Kewirausahaan

MAGELANG  – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Payaman Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menggelar Lounching Kelas Kewirausahaan Sekolah Pencetak Wirausaha, Kamis (26/12/2019). Kelas tersebut untuk mendidik siswa agar memiliki jiwa wirausaha.

“Jadi ini bantuan dari pemerintah. Sekolah ini diberikan bantuan Rp 20 juta, tujuannya untuk mendidik dan membidik siswa agar mereka mempunyai jiwa wirausaha. Caranya berjualan melalui online dengan memanfatkan smarpthone atau android,” kata Kepala SMK Muhammadiyah Payaman, Drs. Gunadi.

Transaksi jual beli menggunakan rekening yang sudah difasilitasi dari sekolah melalui BRI. Sehingga omzet bisa diketahui setiap minggu atau bulannya. Ada juga produk yang dijual secara offline, penawaran langsung ke masyarakat.

“Produk ada yang membuat sendiri, ada yang reseller menjualkan produk dari produsen. Bisa berupa apa saja seperti, jaket, topi atau makanan ringan. Terdapat dua puluh siswa yang kita bentuk dalam kelas kewirausahaan, ini terdiri dari kelas 10 dan 11,” terangnya.

Kasubbag TU Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 8 Jawa Tengah, M. Zubaidi, S.H mengatakan, kegiatan ini dinilai positif dalam rangka meningkatkan kualitas pendidik dan siswa.

“Ini adalah melatih anak – anak kita untuk berwirausaha, diajari membuat produk yang baik. Nantinya untuk bisa dipasarkan melalui online yang sekarang sedang nge-trend,” kata M. Zubaidi, S.H.

Ditambahkannya, guru juga harus lebih memperdalam tentang kewirausahaan untuk mendidik siswanya.

“SMK itu kan tujuannya untuk mencetak tenaga untuk bekerja dan berwirausaha,” tandasnya.

Kegiatan tersebut dihadiri pihak Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 8 Jawa Tengah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Secang, Pimpinan Aisyiah Secang, wali murid dan masyarakat sekitar.

Pada kesempatan itu, para guru mengenakan pakaian adat Jawa. Hal tersebut dalam melaksanakan perintah dari Gubernur Jawa Tengah, setiap Kamis mengenakan adat Jawa sebagai wujud nguri – uri budaya Jawa untuk pembelajaran siswa. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?