BANDUNG – Indonesia akan segera menikmati bonus demografi pada tahun 2020-2030. Di mana sekitar 70% penduduk Indonesia merupakan angkatan kerja yang berusia 15-64 tahun.
Jumlah angkatan kerja yang sedemikian besar adalah peluang emas bagi Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan ekonominya, jika penduduk pada usia kerja ini dapat melakukan kegiatan ekonomi yang produktif.
“Untuk itu, jika Indonesia ingin memanfaatkan bonus demografi untuk pertumbuhan ekonomi, maka angkatan kerja Indonesia harus dibentuk menjadi angkatan kerja yang produktif, unggul dan berdaya saing,” kata Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., saat pidato mengenai “Peran Kemahasiswaan dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0” di Sidang Terbuka Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Program Sarjana Tahun Akademik 2019/2020 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Jalan Tamansari, Bandung, Jawa Barat, Senin (5/8/2019).
Rektor menambahkan, saat ini dunia telah berubah dengan sangat cepat. Dari mulai revolusi industri 1.0 sampai 4.0. Revolusi Industri 4.0 ini ditandai dengan berbagai terobosan dalam teknologi. Di antaranya dalam bidang robotik, kecerdasan buatan, teknologi nano, komputasi quantum, bioteknologi, internet of things, 3D printing dan otomasi.
“Kegiatan kemahasiswaan mempunyai peran penting dalam memberdayakan dan mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi insan sosial yang dicita-citakan oleh tujuan pendidikan. Termasuk dalam mengasah skill yang diperlukan untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0,” ujar Rektor.
Prof. Kadarsah menyebutkan bahwa atmosfer kemahasiswaan di ITB dapat dikatakan dalam kondisi yang sangat baik. Tahun 2018 lalu, Kemahasiswaan ITB dinobatkan sebagai kemahasiswaan terbaik ketiga secara nasional.
Tercatat lebih dari 1.100 prestasi, mulai dari tingkat regional, nasional sampai internasional yang ditorehkan oleh para mahasiswa ITB pada berbagai kegiatan lomba/kompetisi. Atas capaian ini, ITB bahkan dinyatakan sebagai yang terbaik secara nasional dalam hal capaian prestasi-prestasi lomba khususnya lomba-lomba non – Kemenristekdikti.
Rektor juga berucap syukur betapa sangat aktif dan dinamisnya iklim kemahasiswaan di ITB saat ini. Tercatat untuk tahun 2018 lalu, lebih dari 4.500 kegiatan kemahasiswaan telah dilakukan oleh organisasi kemahasiswaan ITB, yang saat ini terdiri atas 85 UKM, 40 Himpunan Mahasiswa Program Studi, Kabinet dan Kongres Keluarga Mahasiswa (KM) ITB.
Dan yang menggembirakan, dari data tracer study, diketahui mayoritas mahasiswa ITB aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Hanya 6% saja yang kurang atau tidak aktif berkegiatan.
“Berada di kampus ini adalah bagian dari amanah yang diberikan oleh rakyat Indonesia, dan sekaligus juga merupakan kesempatan yang mungkin tidak akan datang dua kali. Inilah kesempatan anda untuk menimba ilmu, membentuk diri dan karakter, mengasah ketrampilan, dan berkarya untuk bangsa,” pesannya.
Wakil Direktur Eksekutif Penerimaan Mahasiswa Program Sarjana dan Vokasi, Dr. Achmad Syarief, S. Sn., M.Sc., mengatakan tahun ini, tercatat jumlah peminat program sarjana ITB tahun 2019 78.658 orang. Jumlah calon mahasiswa baru tahun 2019 yang diterima ITB 4.740 orang.
Dari jumlah tersebut yang sudah melaksanakan pendaftaran atau registertasi 4.465 orang sampai 3 Agustus 2019, pukul 14.00 WIB. Para mahasiswa jenjang sarjana tersebut berasal dari 35 provinsi di Indonesia. Sebagian besar berasal dari SMA-SMA di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Dr. Achmad Syarief juga mengatakan, usia rata-rata mahasiswa baru jenjang sarjana adalah 18 tahun. Dengan usia termuda 15 tahun dan usia tertua adalah 21 tahun.
Kemudian, dari jumlah mahasiswa baru ITB tahun 2019, terdapat sekitar 11% peserta calon penerima beasiswa Bidikmisi yang diterima di ITB, dengan sebaran 5% melalui SNMPTN 2019, 2% melalui SBMPTN 2019, dan 4% melalui SM-ITB.
“Namun demikian, sampai dengan laporan ini disampaikan proses verifikasi terhadap calon penerima beasiswa Bidikmisi masih dilaksanakan oleh Lembaga Kemahasiswaan ITB,” tambahnya.
Pada tahun 2019 ini, terdapat 4 mahasiswa baru berkewarganegaraan asing (WNA) yang berasal dari Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan. Juga terdapat 37 mahasiswa baru jenjang sarjana yang menyelesaikan pendidikan menengahnya di luar negeri. Khususnya, mereka yang menjadi mahasiswa baru ITB kelas Internasional pada 7 program studi terkait.
Membangun Model Prediksi Gagal Bayar
Selain itu, juga terdapat pidato ilmiah oleh Taufik Faturohman Ph.D., staf pengajar Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM-ITB). Ia menyampaikan pidato ilmiahnya dengan tema, “Membangun Model Prediksi Gagal Bayar yang Akurat dengan Memanfaatan Media Sosial: Studi Kasus Peer to Peer (P2P) Lending Berbasis Internet.”
Pada Sidang Terbuka PPMB Program Sarjana Tahun 2019 kali ini, ITB juga memberikan penghargaan kepada Prof. Eiichiro Fukusaki dari Osaka University, Japan.
Selain itu, ITB juga memberikan penghargaan kepada mahasiswa ITB yang berprestasi dalam berbagai bidang. Di antaranya penghargaan Ganesha Perjasa (Bidang Olahraga), Ganesha Rasa (Bidang Seni), Ganesha Karsa (Bidang Ilmiah, Sosial dan Kemasyarakatan), dan Ganesha Karya. (Siedoo)