Siedoo.com -
Daerah

Wujud Kontribusi Sosial, Pendidik Kompak Sumbangkan Darah

MAGELANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Magelang, Jawa Tengah untuk melangsungkan kegiatan sosial donor darah. Secara rutin, para tenaga pendidik menyumbangkan darahnya bagi siapa pun yang membutuhkan. Hal ini merupakan wujud kepedulian tenaga pendidik terhadap sesama.

“Donor darah kita lakukan secara rutin setiap 2 bulan setengah dan ini sudah ketiga kalinya. Kita harapkan bisa donor darah terus tanpa harus menunggu peringatan-peringatan hari apapun,” kata Kepala Disdikbud Kota Magelang, Taufiq Nurbakin, S.Pd, M.Pd.

Donor darah merupakan wujud kepedulian sosial bagi sesama manusia. Kegiatan tersebut diikuti dari keluarga besar karyawan Disdikbud, para guru TK, SD, SMP beserta para Kepala Sekolah se-Kota Magelang.

“Waktu pertama kali, kita mengundang PMI untuk sosialisasi di sini (kantor Disdikbud Kota Magelang). Perlu disampaikan bahwa, tujuan dan manfaat secara umum dari donor darah. Sedangkan bagi pribadi, secara berkala akan terdeteksi dan terkontrol kondisi darah,” tuturnya.

Taufiq menjelaskan, donor darah dilihat dari sisi ibadah itu hal yang luar biasa. Darah yang diambil dan oleh PMI diberikan kepada siapa pun yang membutuhkan. Pendonor bisa jadi tidak tahu darah itu untuk siapa.

“Ada hadist Nabi yang menyampaikan bahwa, kalau sedekah, tangan kanan memberi dan tangan kiri tidak tahu, ya mungkin ini (contohnya donor darah). Insyaallah teman-teman yang mendonorkan darahnya tidak punya perasaan apa-apa begitu diambil darahnya. Padahal yang menerima itu luar biasa, dengan slogan Setetes Darah akan Menyelamatkan Nyawa Orang Lain itu betul,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan salah satu pendonor, Wartiyem, S.Pd. Menurutnya, orang lain banyak yang membutuhkan darah yang didonorkan. Kalau menyumbangkan uang, mungkin saja siapapun bisa melakukan. Tetapi kalau donor darah, belum tentu bisa dilakukan semua orang, padahal justru darah lah yang sebenarnya sangat dibutuhkan.

Baca Juga :  Tepatkah Pendidikan Multikultural di Indonesia?

“Barangkali orang yang punya segudang uang tapi kalau kurang darah, itu kan sangat susah. Kalau kita menyumbangkan uang belum tentu secepat itu menolong orang. Tapi dengan setetes darah insyaallah bisa menyelamatkan orang lain,” kata Wartiyem, S.Pd, Kepala SDN Kedungsari 4 itu. (Siedoo) 

Apa Tanggapan Anda ?