Siedoo, Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur enam kali mengikuti kompetisi skala internasional dan mahasiswa bersaing dengan berbagai negara. Kompetisi yang ke tujuh kalinya pada Juni lalu, merupakan puncak prestasinya.
ITS menyabet enam gelar juara di ajang bergengsi the 3rd Leonardo da Vinci International Choral Festival di Firenze, Italia pada 9-12 Juli 2019 lalu. Keenam gelar tersebut adalah juara 1 kategori Sacred Music; juara 1 kategori Folk; dan juara 2 kategori Youth & University Choirs, Best Male Soloist, Best Female Soloist, serta Best Choreography.
“Setelah berkompetisi selama enam kali di luar negeri seperti Korea Selatan, Italia, Spanyol dan Inggris, kita bisa mempersembahkan yang terbaik untuk ITS tahun ini,” ujar Pembina PSM ITS Dr Ing Ir Bambang Soemardiono.
Setelah beberapa kali berkompetisi di luar negeri dan meraih gelar juara, ini adalah capaian tertinggi PSM ITS. Di negara yang beribukota Roma ini, rombongan PSM ITS yang berjumlah 35 orang sudah memberikan yang terbaik, ketika membawakan total 12 buah lagu yang terdiri dari lagu folklor dan lagu-lagu klasik.
Tak hanya aksi, guna menambah kualitas di panggung, PSM ITS pun mengenakan dua jenis kostum yang berbeda. Yakni, kostum bertema klasik dan etnik yang menggunakan kain tradisional khas Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Selain PSM ITS sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia, ada pula peserta dari Amerika Serikat, Denmark, Tiongkok, Costa Rica, Filipina, Spanyol, Serbia, Korea Selatan, Taiwan dan Italia. Kendati persaingan cukup ketat, PSM ITS pun tetap optimistis.
“Beberapa peserta memiliki kualitas yang sangat bagus, seperti halnya Denmark dan Filipina,” ungkapnya.
Saat kompetisi berlangsung, beberapa dewan juri sempat memuji PSM ITS karena kualitasnya sebagai tim paduan suara sangat bagus. Disinggung mengenai hambatan ketika berkompetisi, Bambang mengaku, sebenarnya tidak ada kesulitan berarti.
“Hanya mungkin karena cuaca panas, jadi harus disiasati bagaimana caranya agar kondisi tetap fit,” terangnya.
Setelah beberapa kali berkompetisi di luar negeri dan meraih gelar juara, ini adalah capaian tertinggi PSM ITS. Atas prestasi yang sangat baik ini, ia mengharapkan ke depan PSM ITS tetap dapat mempertahankan kualitas dan semangat juaranya.
“Tidak ada harapan lain selain bisa terus lebih baik lagi,” jelas dosen Departemen Arsitektur ITS ini.
Sementara itu, konduktor tim PSM ITS Budi Susanto mengatakan, timnya kali ini termasuk salah satu tim terbaik dari yang pernah ia pimpin sebelumnya. Kerja keras dan komitmen para anggota tim telah membuahkan hasil yang memuaskan.
“Semoga ini bisa memotivasi kita semua untuk terus maju,” tandasnya. (*)