Siedoo, Pada pertengahan Juli mendatang dimulai tahun ajaran baru 2019/2020. Maka mulai pula anak dari semua jenjang mulai menuntut ilmu di sekolah masing-masing. Tak lepas juga untuk anak yang pertama kali masuk dunia pendidikan formal, Pra Sekolah (PAUD, Kelompok Bermain),Taman Kanak-kanak (TK), atau Sekolah Dasar (SD).
Dalam menyiapkan diri anak untuk memasuki pendidikan formal, orangtua perlu melakukan hal-hal berikut. Agar anak mulai mengerti apa itu sekolah dan bagaimana yang harus mereka lakukan.
Sebelum mulai masuk hari pertama selama lebih kurang sebulan ini, orangtua mulai mengenalkan anak dengan sekolah, juga mengajak anak saat mendaftarkan sekolahnya. Kemudian perlu menjelaskan konsekuensi ketika anak sekolah, serta mengajarkan anak bersosialisasi.
Perhatikan juga tentang kondisi anak dengan memperhatikan staminanya, sehingga dia tidak akan kelelahan selama belajar di sekolah. Biasakan pula rutin bangun pagi, mandi pagi, berpakaian rapi, serta sarapan pagi.
Bagi anak yang masih mengompol, latihlah untuk ke toilet sendiri sebelum tidur atau saat ingin buang air kecil. Mulailah meninggalkan popok yang menjadi kebiasaannya selama ini.
Belajar berani dan mandiri
Bagi memiliki anak mulai masuk Pra Sekolah, baik itu di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) maupun pada Kelompok Bermain (Play Group), perlu ditanamkan tentang konsep pra sekolah. Hilangkan sifat ‘manja’ atau kekanak-kanakannya, yakinkan bahwa kita tetap akan menjaganya.
Di hari sekolah, pastikan anak bangun lebih awal, ajak sarapan bersama dan bicarakan tentang sekolah. Kemudian antar anak ke sekolah, berikan ia pelukan dan semangat, setelah itu temani sejenak.
Jika mendengar anak memanggil, kita tak perlu kembali lagi, agar dia belajar berani dan mandiri. Percayakan guru akan membimbingnya, dengan demikian mereka akan saling mengenal, sehingga anak pun tenang ketika kita tinggal.
Bagi anak yang duduk di bangku TK, ada dua persiapan fisik yang dibutuhkan anak. Pertama berupa kemampuan motorik, baik itu motorik halus maupun motorik kasar.
Kemampuan motorik halus seperti melipat, menggunting, menghubungkan garis, titik, dan sebagainya. Sedangkan kemampuan motorik kasar seperti berlari, melompat, memanjat, dan lain-lain. Anak juga perlu dikenalkan berbagai warna dan bentuk pada anak.
Kedua, kemampuan mandiri, di mana kemampuan ini penting agar anak bisa mengomunikasikan kebutuhannya secara verbal. Anak juga terlatih mampu mengikuti aturan sederhana, berinteraksi, dan mempertahankan fokus.
Siapkan kematangan dan kesiapan
Bagi anak siap masuk SD bukan masalah anak sudah bisa calistung (membaca, menulis dan berhitung) yang utama. Bahkan Kemendikbud melarang SD mewajibkan penguasaan calistung dalam penerimaan siswa baru.
Bagi anak yang memasuki kelas 1 SD, orangtua lebih penting mempersiapkan kematangan dan kesiapan bersekolah anak. Sebagai acuannya adalah pertumbuhan biologis.
Yang termasuk di dalam kematangan biologis adalah kematangan otak untuk memahami konsep membaca, menulis, menghitung, serta memahami sudut pandang orang lain.
Proses kematangan ini tak bisa dipercepat, sebab secara fisiologis usia 0 sampai 6 tahun otak kanan berkembang lebih pesat. Sementara otak kiri–yang lebih banyak digunakan di sekolah–baru berkembang pesat saat anak berusia 7 tahun.
Itulah sebabnya disarankan anak masuk SD setelah usia 7 tahun, minimal 6 tahun, dan tidak ada keharusan sudah menguasai calistung. Dengan demikian untuk mendukung anak memasuki fase SD, orangtua perlu memastikan kesiapan kematangan fisik, mental, emosi, dan sosial anak tersebut. (*)