Siedoo, Banyak orang beranggapan bahwa, kemapanan ekonomi keluarga mendorong anak berprestasi di bidang akademik. Namun nyatanya hal itu tidak benar, sebab banyak anak dari keluarga mampu atau kaya namun prestasi akademiknya rata-rata. Sementara mereka dari keluarga kurang mampu, justru nilai akademiknya luar biasa.
Faktor utama raihan nilai akademik adalah fokus belajar dan persiapan sebelumnya. Prestasi akademik juga bukan karen faktor kebetulan, bukan faktor ekonomi keluarga, tapi karena faktor kesungguhan belajar anak tersebut.
Berikut fakta bahwa kesungguhan belajar menjadi faktor penentu keberhasilan meraih prestasi siswa. Dalam hal ini adalah capaian nilai tertinggi UNBK 2019 yang lalu.
- Lili Gomulia Sri Ayu (Sumatera Selatan)
Dilansir Tribunsumsel.com (14/5/2019), Lili merupakan siswi SMAN Sumsel yang meraih nilai tertinggi se-Sumatera Selatan (Sumsel) untuk jurusan IPS. Gadis kelahiran Palembang, 27 Juli 2001 ini merupakan anak ke-3 dari 5 bersaudara dan dibesarkan di lingkungan sederhana.
Ayahnya bekerja sebagai buruh di jasa penghitungan barang curah dan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Namun kesungguhan belajar disertai doa dan dukungan orangtua membuahkan hasil yang cemerlang.
- Indah Nur Rahmadhani (Lampung)
Indah Nur Rahmadhani adalah siswi SMA Negeri 2 Bandar Lampung peraih nilai UNBK tertinggi se-Provinsi Lampung di Jurusan IPA pada tahun pelajaran 2018/2019 dengan skor total 393.50.
“Tidak ada cara khusus, hanya tekun belajar dan berdoa sebelum UNBK,” katanya dilansir Lampost.co, Sabtu (11/5/2019).
- Virdiana Inggried Murwanti (DI Yogyakarta)
Dia adalah siswi jurusan Akuntasi SMKN 1 Wonosari, Gunung Kidul. Keberhasilan nilai tertinggi UNBK yang diikutinya tak lepas dari usaha belajar selama ini. Warga Dusun Bandung, Desa Bandung, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul ini memperoleh nilai sangat memuaskan.
Capaian nilainya yaitu 98 untuk Bahasa Indonesia, 96 untuk Bahasa Inggris, 97,50 untuk Matematika, dan 92,50 untuk Kompetensi Keahlian. Putri kedua pasangan Markus Sukarno dan Valentina Purwanti itu sudah diterima di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Jurusan Akuntansi Murni melalui jalur SNMPTN. (Kompas.com, 11/5/2019)
- Ananda Hafidh Rifai Kusnanto (Jawa Tengah)
Ananda Hafidh Rifai Kusnanto, siswa kelas XII IPA 6 SMAN 4 Surakarta, setiap hari membantu ibunya berjualan mainan di Pasar Solo. Meski demikian ia tidak melupakan belajarnya, sehingga Hafidh berhasil meraih nilai 100 dalam UNBK 2019 lalu untuk semua mata pelajaran.
Dilansir Liputan6.com (19/5/2019) putra sulung pasangan almarhum Amat Kusnanto dan Supatmi itu dinyatakan lolos masuk Jurusan Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melalui jalur SNMPT. Dengan kriteria seleksi penerimaan berdasarkan nilai raport, nilai Ujian Nasional serta prestasi akademis.
“Cita-cita saya memang ingin menjadi engineer jadi saya daftar Jurusan Elektro UGM yang banyak fisikanya,” kata remaja berkacamata warga Wirogunan RT 02 RW 03, Kartasura, Sukoharjo ini.
- Niluh Made Marshella Dea Alifha (Kalimantan Selatan)
Niluh Made Marshella Dea Alifha adalah peraih nilai tertinggi UNBK SMA se-Kalimantan Selatan tahun 2019 dengan torehan nilai total 384.50. Siswi SMA Banua ini sekarang telah diterima di Kedokteran Gigi ULM lewat jalur SNMPTN.
Dilansir Banjarmasinpost.co.id, Rabu (8/5/2019), anak kedua dari tiga bersaudara ini mengaku dirinya belajar dengan mengikuti sistem belajar yang sudah diatur di SMA Banua. Pagi, siang sampai sore belajar di sekolah. Terus ada lagi yang namanya etut atau belajar mandiri pas pagi sebelum masuk belajar pagi, sore sepulang sekolah, dan malam setelah solat isya.
“Nah, sepulang belajar mandiri itu saya juga nambah belajar mandiri lagi di kamar. Biasanya sampe saya ketiduran di kasur belajarnya, itu cara belajar belajar saya. Kalau kiat-kiat belajarnya, banyak-banyak positive thinking saja, biar tak cepat bosan dan jenuh pas belajar,” ucap warga Sukamara RT 6, RW, Landasan Ulin Utara, Liang Anggang, Banjarbaru ini. (*)