SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur menjadi tuan rumah workshop Renewable Energy Production and Storage from Waste Biomass, mulai Rabu (24/4/2019) hingga Jumat (26/4/2019). Workshop ini menghadirkan para peneliti dari Inggris, Indonesia dan Malaysia untuk melakukan kolaborasi internasional penelitian tentang produksi energi terbarukan dan penyimpanan energi dari limbah biomassa.
Penelitian bersama itu tentang energi terbarukan skala internasional, yang diprakarsai Global Challenge Research Fund (GCRF) melalui Queen Mary University of London (QMUL) dari Inggris. Berlangsung di Ruang Sidang Utama Rektorat ITS, gelaran ini juga dihadiri oleh Prof Alan Drew dari QMUL selaku project leader dari GCRF.
“Kegiatan workshop ini didukung sepenuhnya oleh GCRF untuk mengembangkan kolaborasi penelitian internasionalnya yang terjalin antara antara QMUL, Universiti Sains Malaysia (USM), dan RIKEN Nishina Center. Termasuk pendanaan untuk penyelenggaraan workshop dan penelitian yang dilakukan nantinya,” kata Ketua panitia workshop, Prof Dr Darminto MSc.
RIKEN Nishina Center sendiri merupakan badan riset di Jepang. Terdapat lima perguruan tinggi di Indonesia yang telah membentuk konsorsium dan melakukan kerja sama dengan badan riset tersebut. Yakni ITS, Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Oleh sebab itu, kelima PTN tersebut ikut serta dalam workshop ini dan terlibat dalam penelitian,” ujar lelaki yang ahli dalam bidang superkonduktivitas dan nanomaterial tersebut.
Penelitian ini salah satunya akan dilakukan di wilayah Asia Tenggara, sehingga diharuskan menggandeng juga partner di Asia Tenggara untuk bisa melakukan penelitiannya. Penelitian tentang energi terbarukan ini sendiri merupakan project dari QMUL yang mendapatkan pendanaan dari Pemerintah Inggris yang disalurkan melalui GCRF.
Selanjutnya, QMUL menggandeng sejumlah mitra perguruan tinggi di berbagai negara untuk mengembangkan penelitiannya tersebut. Termasuk dengan perguruan tinggi di Indonesia melalui RIKEN Nishina Center yang juga merupakan mitra riset QMUL.
Mengusung tema energi terbarukan, workshop ini merupakan ajang saling berdiskusi para peneliti dari beberapa negara tersebut. Selain itu, mereka juga menampilkan ide, gagasan, hingga hasil penelitian dari masing-masing perguruan tinggi untuk dipresentasikan.
“Tentu ini akan meningkatkan kolaborasi peneliti tingkat internasional, sehingga akan menambah wawasan permasalahan yang terjadi,” tambah dosen yang juga Sekretaris Majelis Wali Amanat (MWA) ITS ini.
Darminto mengatakan, hasil dari workshop ini nantinya berupa proposal penelitian yang akan diajukan untuk mendapatkan pendanaan dari GCRF dalam skala besar. Selain itu proposal penelitian tersebut akan menghasilkan dampak dalam bidang pendidikan, pelatihan dan pengembangan, serta pengetahuan secara teknis.
“Selain itu, nantinya juga akan memberikan akses terhadap fasilitas penelitian kelas dunia di Inggris,” tuturnya.
Darminto berharap dengan adanya workshop ini, muncul sebuah gagasan proposal yang diterima oleh pihak GCRF. Sehingga kampus ITS dapat turut berpartisipasi dalam ajang kerjasama internasional.
“Tentu ini membangun citra positif ITS dan mengejar cita-cita ITS sebagai World Class University,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Prof Alan Drew, kolaborasi project penelitian dengan mitra perguruan tinggi di Indonesia ini merupakan kali pertamanya dilakukan oleh QMUL.
“Kami sudah banyak melakukan kerjasama penelitian dengan sejumlah perguruan tinggi di berbagai negara, dan ini kali pertamanya dengan perguruan tinggi di Indonesia,” jelasnya.
Ke depannya, ia juga berencana untuk menggandeng perguruan tinggi di Vietnam dan Thailand untuk pengembangan penelitiannya tersebut. (Siedoo)