SURABAYA – Sebanyak 60 mahasiswa asing dari 21 negara yang tergabung dalam program Darmasiswa Republik Indonesia 2018/2019, lomba membaca berita berbahasa Indonesia. Lomba diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Ubaya atau Ubaya Language Center (ULC) bekerjasama dengan Direktorat Kerjasama Kelembagaan Ubaya ini bertujuan menginternasionalisasikan bahasa Indonesia, Kamis (14/3/2019).
“Saya berharap melalui acara ini, bisa membuat mahasiswa asing menjadi cinta akan bahasa dan budaya Indonesia sesuai dengan harapan program Darmasiswa. Setelah pulang ke negara masing-masing, mahasiswa asing ini dapat mengajarkan bahasa Indonesia kepada teman-temannya,” ujar Ferry Christian, salah satu panitia lomba dilansir sindonews.com.
Direktur Pusat Bahasa Ubaya, Devi Rachmasari mengungkapkan, lomba tersebut diikuti mahasiswa Ubaya (Universitas Surabaya) dan perwakilan dari 20 universitas yang tergabung dalam program Darmasiswa. Lomba sekaligus juga untuk memperkenalkan program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) yang ada di pusat lembaga bahasa Ubaya.
Ajarkan bahasa Indonesia
“Selain itu, kita dapat mengakrabkan hubungan antara pengelola dan universitas yang tergabung dalam Darmasiswa. Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan ketika pulang ke negara masing-masing, mahasiswa dapat mengajarkan bahasa Indonesia kepada teman-temannya,” kata Devi.
Mahasiswa asal Jerman, Kamila Barbara mengaku membaca berita berbahasa Indonesia sangat susah karena banyak kalimat yang belum dipahami. Apalagi, dia mengaku tak ada persiapan khusus untuk mengikuti lomba tersebut. Dia hanya belajar selama dua minggu di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
“Orang Indonesia berbicara secara cepat, menurut saya sulit untuk dimengerti. Tapi nanti saya akan belajar terus bahasa Indonesia karena juga kerja di kedutaan Indonesia di Berlin,” kata Kamila dilansir republika.co.id.
Dalam perlombaan, panitia sudah menyediakan topik dan naskah berita. Peserta dapat memilih membaca berita melalui teks atau layar yang telah disediakan. Setiap peserta diberikan durasi waktu selama 90 detik untuk membaca berita.
Sedangkan indikator penilaian, juri menilai berdasarkan kelancaran membaca naskah berita sesuai dengan tanda baca, intonasi yang tepat. Serta pelafalan kata-kata bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta penampilan. Sedangkan gaya berpakaian, postur tubuh, kontak mata, dan bahasa tubuh saat menyampaikan berita merupakan poin lebih dalam penilaian penampilan.
Tiga juri dihadirkan penyelenggara yaitu Arief Izzak, Dwi Laily Sukmawati dari Lembaga Pusat Bahasa Provinsi Jawa Timur dan penyiar dari JTV Helmi Kahaf.
Sebanyak 60 peserta akan dipilih 10 finalis untuk berlomba memperebutkan juara satu, juara dua, dan juara tiga. Para pemenang lomba diberikan sertifikat dan sejumlah uang. (Siedoo)