THAILAND – Universitas Diponegoro (Undip) kembali berprestasi di tingkat internasional. Kali ini tim berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus dalam ajang Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx 2019) di Bangkok, Thailand.
IPITEx 2019 merupakan kompetisi Penelitian internasional yang diselenggarakan oleh National Research Council of Thailand (NRCT) pada Jumat-Rabu (1-6/2/2019).
“Ajang ini merupakan wadah untuk memamerkan penemuan dan inovasi potensial dan menarik dari para penemu/inovator internasional. Acara ini dilaksanakan setiap tahun, untuk menciptakan kolaborasi antara inventor/organisasi di Thailand dan dunia internasional,” kata anggota tim Saviera Maharani Doniyar dilansir undip.ac.id.
Pameran ini dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu Invention and Innovation for Social and Quality of Life dengan subkategori Medicine and Public Health, Environmental Protection/ Energy, dan Educational /Office/ Household Equipment and Material dan kategori Invention and Innovation for Industry dengan subkategori Food/Cosmetics, Modern Agriculture IRobotics/ Electronics/ Automation.
Raih Dua Penghargaan
Dalam kompetisi tersebut tim Undip yang beranggotakan Saviera Maharani Doniyar (Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP 2017) dan Bening Shabilla Utami (Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP2017). Mereka menyabet dua penghargaan yaitu Gold Award dari National Research Council of Thailand (NRCT) dan Special Award for Outstanding Innovation dari Indian Innovators Association.
Ditulis suaramerdeka.com, kedua penghargaan itu diraih dalam kategori Invention and Innovation for Social and Quality of Life pada subkategori Educational/ Office/ Household Equipment and Material.
Dengan produk Pornographic Site Blocking Application Using Digital Image Processing (APSINO) yaitu inovasi aplikasi pemblokir situs pornografi yang dilengkapi dengan pengolahan gambar.
Kompetisi yang diadakan oleh NRCT itu bekerja sama dengan International Federation of Inventorís Associations(IFIA). Ajang ini diikuti oleh 443 tim peneliti dari 24 negara yakni Kanada, China, Mesir, Hongkong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Lebanon. Kemudian Makau, Malaysia, Filipina, Polandia, Rumania, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Korea Selatan, Sri Langka, Taiwan, Uni Emirate Arab, Inggris, Vietnam dan Thailand. (Siedoo)