Siedoo, Keterbatasan fisik, tidak melunturkan semangat Muhammad Fahmi Husein untuk berprestasi. Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) program studi komputer dan sistem informasi tersebut kembali menunjukkan prestasinya.
Pengalaman menjalani hidup dengan kaki yang susah digerakkan membuat mahasiswa asal Sleman Yogyakarta ini mencoba merancang sepatu khusus untuk difabel. Ia yang sejak SMP menderita kelumpuhan mencoba mengutak-atik desain sepatu hingga memenangi sejumlah lomba.
”Saya dan teman-teman mendesain dan mengembangkan sepatu khusus untuk mencegah kontraktur pada engkel kaki. Sejak awal dirancang, sepatu ini dapat menggerakkan kaki sesuai dengan standar fisioterapi menggunakan mekanisme kontrol otomatis melalui smartphone dengan komunikasi bluetooth,” tutur mahasiswa Prodi Komputer dan Sistem Informasi itu dilansir suaramerdeka.com.
Raih Penghargaan
Sepatu yang diberi nama Aveo dikembangkan berbasis mikrokontroler dan dilengkapi dengan motor servo yang diprogram sesuai dengan gerakan fisioterapi pergelangan kaki.
Hasilnya baru-baru ini berhasil meraih penghargaan medali perak dalam Seoul International Invention Fair 2018 dan penghargaan Special Award dari King Abdulaziz University.
Aveo dilengkapi sensor mechanomyogram (MMG) untuk mengukur ketegangan otot kaki saat sepatu bergerak, sehingga dapat memperkirakan pergerakan.
Berdasarkan hasil pengujian tanpa sensor MMG dapat disimpulkan bahwa sepatu Aveo mampu menggerakkan pergelangan kaki dan dapat berfungsi sebagai pengganti fisioterapis.
Kendati mengalami kelumpuhan kaki sejak remaja, tidak membuat Fahmi berdiam diri. Memang dirinya sempat frustasi, namun dukungan keluarga sangat menguatkan dirinya, sehingga mampu berprestasi.
Fahmi juga pernah menang lomba mendesain mobil hemat energi dalam kompetisi internasional. Dia mampu meraih penghargaan desain terbaik dalam kompetisi desain mobil listrik itu, di Jakarta tahun 2018 lalu. (*)