JAKARTA – Fokus dunia pendidikan saat ini adalah untuk memberikan keterampilan kerja bagi generasi muda, khususnya dalam menyambut bonus demografi dan persaingan yang semakin ketat. Pendidikan dan pelatihan vokasi akan semakin diperkuat seiring bergesernya strategi pembangunan dari pembangunan infrastruktur fisik, menjadi pembangunan manusia.
Demikian ditegaskan Presiden RI Joko Widodo. Dinyatakan, pihaknya ingin pendidikan yang fokus pada keterampilan bekerja. Ini sangat penting.
“Kunci bagi Indonesia untuk mempersiapkan diri dalam memenangkan persaingan terletak pada kualitas sumber daya manusianya,” pesan Joko Widodo atau Jokowi dilansir dari kemdikbud.go.id.
Selain infrastruktur yang telah dibangun dalam empat tahun terakhir, peningkatan kualitas manusia menjadi prasyarat agar Indonesia tidak terjebak dalam perangkap pendapatan menengah (middle income trap).
“Apabila kita bisa meng-upgrade secepat-cepatnya sehingga levelnya melebihi negara-negara di kanan-kiri kita, itulah namanya kemenangan kita dalam bersaing,” ujarnya.
Presiden berharap semakin banyak guru sekolah menengah kejuruan (SMK) yang terampil dalam membimbing siswanya agar memiliki keterampilan dan kompetensi kerja yang baik.
“Guru yang terampil harus lebih banyak dari guru normatif. Informasi yang saya terima, guru normatif itu persentasenya lebih banyak,” tandasnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan, saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah guru kejuruan produktif. Guru-guru SMK akan diperkuat melalui program keahlian ganda.
“Hal ini untuk mendorong revitalisasi vokasi secara keseluruhan dan dapat menghasilkan lulusan yang bisa bersaing di dunia kerja. Target guru berkeahlian ganda pada 2019 ini mencapai 40 ribu guru,” kata Mendikbud.
Program keahlian ganda merupakan pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru SMK kategori normatif dan adaptif. Sebanyak 51 sasaran keahlian diklat keahlian ganda dikelompokkan ke dalam enam bidang. Di antaranya kelautan, agrobisnis dan agroteknologi, seni rupa dan kriya, pariwisata, teknologi dan rekayasa, dan teknologi informasi serta komunikasi. (Siedoo)