BOGOR – Pendaftaran ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) memasuki hari kelima. Masing-masing perguruan tinggi negeri (PTN) memiliki kuota berbeda dalam menerima mahasiswa baru melalui jalur tersebut. Khusus Institut Pertanian Bogor (IPB) pada penerimaan mahasiswa baru tahun ini membuka kuota 40 persen.
Rektor IPB, Arif Satria mengatakan, IPB tetap membuka kuota minimal 40 persen, sudah sesuai. IPB masih percaya nilai rapor menjadi alat yang bagus untuk mengukur kemampuan calon mahasiswa.
Terkait dengan hasil analisis Panitia Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru, yang menemukan inkonsistensi antara nilai rapor siswa di sekolah dengan prestasinya di perguruan tinggi, Arif punya jawaban tersendiri.
IPB sendiri mempunya pengalaman merintis SNMPTN. Pola-pola seleksi tanpa tes yang memulai IPB sejak zaman dulu. Karena yang pertama, sehingga IPB itu sangat mapan dan mempunyai pengalaman banyak.
“Pastinya dilengkapi dengan instrumen yang canggih untuk bisa mengukur,” tegasnya dilansir radarbogor.com.
Dalam penetapan kuota SNMPTN, Arif menyebut, sistem baru yang diterapkan Kemenristekdikti untuk penerimaan mahasiswa baru jalur SBMPTN merupakan kesempatan bagus.
Alasannya, sistem yang ada saat ini memungkinkan PTN untuk memanfaatkan hasil tes yang dikelola Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) tersebut, untuk bisa masuk pada tes-tes mandiri. Arif juga menyebut tes yang akan diadakan LTMPT sebanyak 24 kali dan bisa diikuti seorang siswa maksimal dua kali adalah sebuah solusi.
“Untuk sistem yang baru ini adalah kesempatan bagus, karena semua dikelola LTMPT. Yang selama ini dikelola oleh para rektor, sekarang dikelola lembaga permanen,” tambahnya.
Sebelumnya, Kemenristekdikti mengubah format seleksi mahasiswa baru Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) untuk 2019. Kalau dulu SBMPTN itu adalah daftar langsung tes, sekarang tidak.
Setelah daftar, tes dan langsung dapat PTN. Ini adalah perombakan revolusi di dalam sistem penerimaan mahasiswa di PTN. Tes akan dilaksanakan sebanyak 24 kali oleh Panitia Pusat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (Panpus SN PMB).
IPB Bentuk Tani Center
Di sisi lain, IPB membentuk satu unit organisasi baru yaitu Tani Center. Tani Center adalah organisasi yang akan berperan penting dalam memberikan pelayanan informasi kepada petani, peternak, nelayan dan pembudidaya ikan di Indonesia.
“Tani Center adalah bagian dari upaya IPB untuk terus meningkatkan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa ini,” ujar Rektor melansir dari ipb.ac.id.
Tani Center didirikan guna meningkatkan akses informasi dari peneliti sehingga proses transformasi ilmu ke petani menjadi update. Tani Center menjadi media komunikasi inovasi baru IPB kepada petani.
Tani Center memanfaatkan jaringan internet, komunikasi melalui komputer dan multimedia interaktif digital untuk menjembatani proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi baru di bidang pertanian secara cepat.
“Tani Center bisa memberikan pelayanan secara offline dan online buat para petani yang ada di Indonesia. Petani bisa semakin tercerahkan dengan inovasi-inovasi IPB. Tani Center bukan upaya semata-mata one way atau satu arah hanya antara IPB ke petani akan tetapi juga membutuhkan input-input informasi dari petani. Sehingga temuan-temuan yang dibuat IPB untuk petani bisa didiseminasikan ke seluruh Indonesia,” tambahnya.
Tani Center juga akan memanfaatkan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dalam layanannya. Kecerdasan buatan dapat mengefisienkan peran dari para expert karena sudah diakomodasi oleh kecerdasan buatan.
“Para expert dapat berperan dalam hal pengelolaan big data sehingga dengan data yang dihimpun kita bisa memberikan saran-saran kepada para petani di Indonesia. Ini adalah bagian kita untuk terus meningkatkan kontribusi untuk masyarakat juga bangsa,” ucapnya. (Siedoo)