JAKARTA – Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) jangan dianggap remah. Mereka tetap bisa bersaing dengan orang berprestasi pada umumnya. Diantara buktinya, ada 10 alumni PBSB yang lulus dalam seleksi CPNS Kementerian Agama (Kemenag) tahun 2018.
Mereka merupakan alumni PBSB Jurusan Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah. Dalam penerimaan CPNS tersebut mereka menjadi dosen. Berikut daftar nama-namanya:
- Hasna Tuddar Putri, Dosen Ilmu Falak Asisten Ahli IAIN Malikussaleh Lhokseumawe
- M. Rifa Jamaludin Nasir, Dosen Ilmu Falak Asisten Ahli IAIN Salatiga
- M. Arbisora Angkat, Dosen Ilmu Falak Asisten Ahli STAIN Sultan Abdurrahman Kepri
- M. Syarief Hidayatullah, Dosen Ilmu Falak IAIN Palu
- M. Nurkhanif, Dosen Astronomi UIN Walisongo Semarang
- M. Zainal Mawahib, Dosen Metodologi Penelitian Sains UIN Walisongo Semarang
- Riza Afrian Mustaqim, Dosen Ilmu Falak Asisten Ahli UIN Ar Raniry Banda Aceh
- M. Ihtirozun Ni’am, Dosen Geodesi UIN Walisongo Semarang
- Elly Uzlifatul Jannah, Dosen Ilmu Falak Asisten Ahli UIN Sunan Ampel Surabaya
- Moelki Fahmi Ardliansyah, Dosen Ilmu Falak IAIN Metro.
“Dosen untuk formasi Ilmu Falak dan lainnya. Ini menjadi salah satu indikasi alumni PBSB kompetitif,” kata Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ahmad Zayadi dilansir dari kemenag.go.id.
Pihaknya berharap, alumni PBSB senantiasa selalu mengamalkan ilmunya bagi kepentingan kemanusiaan, khususnya bakti mereka bagi pesantren dan keutuhan NKRI. Hal itu menurutnya penting sebagai bentuk komitmen dalam menjamin peningkatan kualitas kehidupan bangsa.
“Meski kini telah menjadi dosen, namun jiwa santri harus tetap melekat. Menjadi dosen yang tawadhu, hormat terhadap orangtua dan civitas akademika, serta tetap haus akan keilmuan agama (tafaqquh fiddin),” ujar Zayadi.
Zayadi mengucapkan selamat mengemban amnah di tempat tugas baru. Dia berharap, ilmu yang didapat selama di pesantren dan perguruan tinggi dapat mewarnai iklim akademik kampus.
“Tetap komitmen menjadi agen untuk mendesiminasi dan memperkuat moderasi beragama dalam kehidupan kampus dan masyarakat luas,” pesannya.
Melansir dari wikipedia.org, Ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit-khususnya bumi, bulan, dan matahari-pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.
Ilmu Falak disebut juga ilmu hisab, karena ilmu ini menggunakan perhitungan. Ilmu Falak disebut juga ilmu rashd, karena ilmu ini memerlukan pengamatan. Ilmu Falak disebut juga ilmu miqat, karena ilmu ini mempelajari tentang batas-batas waktu. Ilmu Falak disebut juga ilmu haiah, karena ilmu ini mempelajari keadaan benda-benda langit.
Sebelum datangnya Islam, bangsa Arab sudah memiliki pengetahuan dasar tentang ilmu astronomi, tetapi belum terumuskan secara ilmiah. Ilmu astronomi terumuskan dan berkembang pada masa Bani Abbasiyyah sebagai hasil dari akulturasi budaya Persia, India, dan Yunani.
Terutama sejak munculnya gairah penerjemahan buku ke dalam bahasa arab, baik yang diterjemahkan oleh pelajar Kristen, penyembah berhala, maupun pelajar Islam sendiri.
Buku buku karya ilmuwan terdahulu seperti ‘’Al Magest’’ karya Ptolomeus, buku – buku Plato dan Aristoteles. Dan tokoh yang terkenal adalah Al-Khawarizmi, ia menulis buku berjudul ‘’Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah’’ sekitar tahun 825.
Buku ini sangatlah mempengaruhi pemikiran ilmuwan Eropa nantinya. Dan, Abul Abbas Ahmad Al-Farghani, dengan karyanya ‘’Nujum wal Harakaat al-Samaawiyah’’. Ia dinobatkan sebagai pionir dalam bidang astronomi modern. (Siedoo)