SEMARANG – Sebanyak 12 judul buku karya mahasiswa diluncurkan oleh Fakultas Saintek Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Jawa Tengah. Acara bertajuk ‘Launching Akbar Buku Karya Mahasiswa’ tersebut dikemas bersamaan dengan dialog publik bertemakan ‘Muda, Beda dan Berkarya’.
Kegiatan di aula Gedung Q UIN Walisongo itu, berlangsung partisipatif usai dibuka oleh Dekan Fakultas Saintek, Dr. Ruswan, M.A. Dihadiri ratusan peserta dari mahasiswa UIN Walisongo dan komunitas-komunitas pegiat literasi di Jawa Tengah.
Buku-buku yang di-launching adalah karya mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika yang menjadi bagian dari tugas akhir mata kuliah ‘Dasar-Dasar Jurnalistik’. Kegiatan launching buku ini baru pertama dilakukan di UIN Walisongo, dan mahasiswa adalah penggagas dan penulisnya.
“Sebuah pencapaian yang luar biasa karena mahasiswa mampu menulis belasan buku yang sangat menarik untuk dibaca,” tutur Ruswan.
Ruswan juga menguraikan bahwa menulis buku adalah menggagas karya monumental yang tidak semua orang bisa lakukan. Namun mahasiswa Saintek mampu melakukanya dengan prosedur dan etika ilmiah yang dijunjung tinggi dengan baik.
Hal senada diungkapkan Wakil Dekan II Fakultas Saintek, Ismail. Dia mengatakan sudah sepatutnya mahasiswa mampu menjadi produsen pengetahuan, melalui karya-karya ilmiahnya.
“Kebanggaan mahasiswa diakhir studi bukan hanya berhasil membuat skripsi. Melainkan produk-produk ilmiah lainnya, seprti KTI, Jurnal Internasional dan buku,” ungkap Ismail saat memberikan motivasi pada acara tersebut, dikutip walisongo.ac.id.
Adapun 12 buku yang diluncurkan pada acara tersebut, yaitu: Nandur Qur’an, Magic of Science, Saintis Muslim Zaman Now; Saintissweet; Membincang Omong Kosong; Pesona Islam Dalam Sains. Selain itu buku bergenre nonfiksi, yaitu: Nikah atau Wisuda; Titik; Love, Loyalty and Lecture; Dunia Wanita, dan Assalamualaikum Perempuanku.
Menurut Andi Hakim, dosen pengampu mata kuliah Jurnalistik yang juga founder Pesantren Literasi GISAF bahwa karya ini melebihi ekspektasinya sebagai pembimbing. Mengingat proses pembuatannya yang hanya berkisar selama 3 bulan. Namun mahasiswa mampu menyelesaikanya dengan baik.
“Yang membanggakan adalah selain menulis karyanya, mahasiswa juga mendesain sendiri cover dan me-layout sendiri isinya. Sebelum kemudian di-apply ke penerbit,” Andi menambahkan.
Salah satu mahasiswa penulis buku, Saiful menuturkan bahwa dirinya merasa bangga, karena bersama teman-temannya mereka mampu membuat buku. Sesuatu yang awalnya mereka anggap hal yang sulit.
“Karya ini adalah buah jihad literasi perdana kami, yang akan kami teruskan untuk melahirkan karya-karya berikutnya. Kontribusi ini kami baktikan bagi kemajuan dunia literasi di Indonesia,” ungkap Syaiful. (Siedoo)