Siedoo.com -
Teknologi Tokoh

Jowala Saga, Minat Pertanian Lewat Aplikasi Khusus

Siedoo, Sektor pertanian memiliki potensi untuk memberikan kemakmuran rakyat di Indonesia sebagai negara agraris. Potensi sektor ini masih dapat dikelola secara maksimal. Namun generasi milenial, cenderung kurang melirik sektor pertanian.

Untuk membantu sektor pertanian Indonesia yang mulai ditinggalkan kalangan milenial, Jowala Saga memiliki terobosan baru. Mahasiswa semester 7 Institut Pertanian Bogor (IPB) jurusan Manajemen ini memiliki sebuah gagasan inovasi prototype aplikasi pertanian modern yang diberi nama ‘VertixPlant’.

Menurut Jowala, sektor pertanian kurang diminati generasi milenial. Hal ini ia tunjukkan melalui data dasarnya. “Berdasarkan data BPS dari sekitar 62 juta pemuda Indonesia, hanya 14,3 juta (23%) yang terjun di sektor pertanian,” ujar Jowala.

Dengan kemampuan adaptasi dan teknologi yang jauh lebih tinggi dibandingkan generasi-generasi sebelumnya, generasi milenial cenderung memilih sektor industri. Sebab sektor ini jauh lebih pasti untuk mendapat penghasilan tetap serta jaminan masa depan dibandingkan sektor pertanian.

Jowala melanjutkan, saat ini banyak kaum milenial memiliki stereotipe bahwa pertanian tidak keren atau kurang kekinian, hanya untuk orang desa. Serta memiliki ketidakpastian yang tinggi karena berhubungan dengan alam.

“Pemikiran mereka tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya pula benar,” lanjut Jowala.

Hal pasti yang diketahui bahwa stereotipe itu muncul karena masyarakat sendirilah yang menciptakannya. Sehingga, membuat kaum milenial semakin enggan mengembangkan pertanian Indonesia.

Pertanian berbasis smartphone

Menurut Jowala, aplikasi VertixPlant adalah sebuah aplikasi pertanian terintegrasi. Yaitu menggabungkan teknik pertanian vertikultur hortikultura modern, media sosial, dan kemudahan perawatan tanaman dengan teknologi terkini berbasis smartphone.

“VertixPlant saya buat berdasarkan Verticulture Plant, karena aplikasi ini nantinya akan berkolaborasi dengan penerapan pertanian vertikultur yang cocok di daerah perkotaan,” papar Jowala.

Baca Juga :  Ketika 10 Mahasiswa Australia Belajar Pertanian di IPB

Dengan menggunakan VertixPlant, generasi milenial akan dimudahkan dalam merawat tanaman. Yaitu dengan penggunaan teknologi media tanam bernutrisi dan teknologi pengontrol unsur tanah yang terhubung langsung dengan telepon pintar.

“Aplikasi ini akan memberikan tanda secara otomatis ketika unsur tanah mulai kekurangan nutrisi dan mencegah kematian pada tanaman,” jelas Jowala, dikutip kompas.com.

Jowala juga menjelaskan bahwa aplikasi ini nantinya akan memiliki 3 keunggulan. Yaitu, pertama, aspek sosial yang akan terhubung dengan media sosial dan khusus untuk berdiskusi pertanian kekinian.

Kedua, aspek produk merupakan fasilitas belanja untuk kebutuhan bertanam modern, serta ketiga, aspek layanan yang memberikan pelayanan perawatan pertanian bagi kaum milenial yang memiliki kesibukan.

Ide ini telah mengikuti kompetisi nasional ‘Djarum National Writing Competition’ bulan September 2018 lalu dan menyabet Juara 1 kategori Iptek.

Tampilan aplikasi VertixPlant, karya Jowala Saga. (Foto: dokumen pribadi Jowala Saga)

Langkah selanjutnya, Jowala akan mengajukan paten terhadap gagasan aplikasi tersebut dan sedang berusaha menjalin kerja sama dalam pengembangan aplikasi ini. Ia berharap pemerintah melalui Kementerian Pertanian dapat membantu realisasi aplikasi VertixPlant ini.

“Dengan aplikasi ini, kaum milenial akan memiliki kesempatan menaruh minat di sektor pertanian di antara kesibukan mereka,” tandasnya. (*)

Apa Tanggapan Anda ?