PANDEGLANG – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI mengadakan kegiatan edukasi kesehatan reproduksi untuk remaja, di Kantor Desa Bulagor, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (20/12/2018). Ini menjadi bagian dari Program Kampung Anak Sejahtera (KAS) yang dijalankan sebagai model kerjasama lintas sektor, seperti pemerintah, dunia usaha, akademisi, media dan masyarakat.
Kali ini, kegiatan yang bekerjasama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) itu menggandeng akademisi dari Universitas Mathla’ul Anwar Pandeglang, Hanny Sasmita, sebagai pemateri. Hanny menjelaskan, edukasi kesehatan reproduksi ini dilakukan sebagai upaya untuk lebih mengoptimalkan pencegahan stunting yang terjadi di masyarakat.
“Remaja adalah generasi penerus bangsa. Mereka adalah calon ibu dan ayah. Untuk itu, perlu memahami benar seluk beluk stunting sebagai salah satu upaya pencegahan,” jelas Hanny, dalam keterangan pers, Kamis (20/12/2018).
Hanny menyebut Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia. Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya angka anak balita pendek/stunting (Kemendes-PDTT, 2017).
WHO (2018) juga mengeluarkan data prevalensi stunting di Asia bagian selatan—termasuk Indonesia di dalamnya—berada pada angka 30 – 39,9 persen atau tepatnya sebesar 34,1 persen.
Sementara Indonesia termasuk negara dengan angka prevalensi stunting kelima terbesar (TNP2K, 2017). Tercatat oleh Kemenkes (2018) sebanyak 3.8 persen balita Indonesia dalam keadaan gizi buruk dan 14 persen dalam keadaan gizi kurang.
Kemudian dari data hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) dari Kemenkes pada tahun 2018 tercatat sebanyak 29.6 persen balita Indonesia menderita stunting.
Edukasi terus dilakukan sejak Juli 2018, di empat desa dan empat kabupaten yaitu, Desa Bulagor, Kabupaten Pandeglang; Desa Cibatok Dua, Kabupaten Bogor; Desa Selomirah, Kabupaten Magelang dan Desa Tambak Kalisogo, Kabupaten Kalisogo.
Hendra Jamal, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Kesejahteraan KPPPA RI mengatakan, model kerja sama ini penting untuk dikembangkan sebagai gerakan bersama menuntaskan stunting.
Pendiri Foodbank of Indonesia, Hendro Utomo, mengatakan bahwa perlu usaha maksimal untuk melaksanakan KAS ini dari berbagai sektor.
“FOI bersama KPPPA, akademisi, pemerintah Kabupaten Pandeglang, dan para relawan serta masyarakat dapat bekerjasama dalam program KAS agar mendapat hasil yang maksimal,” ungkapnya.
Edukasi dan pelatihan tidak hanya ditujukan kepada orangtua khususnya ibu, akan tetapi remaja perlu mendapatkan edukasi dan pelatihan mengenai seluk beluk stunting.
“Edukasi ini sangat penting bagi remaja, untuk mencegah terjadinya pernikahan dini dan melahirkan sebelum tepat usia. Hal tersebut mejadi salah satu faktor terjadinya stunting pada anak,” jelasnya. (Siedoo)