MAGELANG – Sebanyak 90 siswa SMK Muhammadiyah 2 Muntilan, Kabupaten Magelang mengkuti ujian praktek ibadah agama. Dalam praktek ujian ini, para siswa melakukan praktek ibadah yang meliputi salat wajib, hafalan surat dan pemulasaran jenazah. Rangkaian ujian praktek ibadah ini dilaksanakan pada 11 – 13 April 2017.
Peserta ujian praktek yaitu seluruh siswa kelas XII. Siswa yang mengikuti ujian ini dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompoknya terdiri 4 siswa. Ada yang menarik dalam pelaksanaan ujian praktek ibadah di SMK Muhammadiyah 2 Muntilan kali ini.
Pihak sekolah sengaja mengundang orang tua siswa untuk datang ke sekolah. Mereka bisa menyaksikan putra putrinya dalam melaksanakan praktek ibadah secara langsung, khususnya tentang pemulasaran jenazah.
“Hal ini dilakukan agar orang tua mengetahui, bahwa putra putri yang mereka titipkan disekolah kami diberi bekal ilmu dunia dan ilmu agama yang cukup,” kata Untung Supriadi S.PD. I, guru pengampu mata pelajaran agama sekaligus menjadi penguji dalam praktek ibadah ini.
Dengan hadirnya orang tua dalam ujian praktek ini, dapat memberikan motivasi tersendiri, baik bagi siswa maupun bagi sekolah. Dorongan dan support yang dapat dirasakan bagi siswa, terutama dapat lebih serius dalam praktek ibadah ini sebagai bentuk pertanggung jawaban mereka kepada orang tua. Adapun bagi pihak sekolah, kehadiran orang tua siswa ini memberikan semangat untuk terus memberikan fasilitas dan sarana pendidikan yang lebih baik lagi kepada para siswa.
“Orang tua yang hadir disini dapat menilai sendiri kualitas dari hasil pendidikan anaknya. Khususnya dalam menjalankan ibadah agama sesuai dengan syariat yang berlaku,” kata Untung.
Pihak sekolah berharap, ilmu agama yang diberikan kepada para siswa ini diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan bermasayarakat. Harapan ini juga mendapat respon yang cukup baik oleh warga masyarakat di sekitar wilayah Muntilan. Warga berharap, sekolah mengadakan bimbingan praktek ibadah ini untuk masayarakat umum. Terutama bagi warga yang tinggal disekitar wilayah sekolah.
“Sebaiknya sekolah membuka layanan dan pelatihan pemulasaran jenazah ini untuk umum,” kata Muhajir salah satu warga yang tinggal di sekitar Muntilan.