SURABAYA – Makanan halal atau tidak, harus jelas statusnya. Apalagi bagi kaum muslim, wajib hukumnya memakan makanan yang halal.
Di kantin Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur sudah terdapat tiga dari empat stan yang telah terverifikasi halal. Dalam verifikasinya, Pusat Kajian Halal (PKH) menggunakan standar halal dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Apabila stan dalam kantin telah terverifikasi halal sesuai dengan standar, akan diberikan label ITS Halal pada stan tersebut.
“Sehingga dapat dibedakan mana yang halal dan mana yang tidak. Tapi pilihan tetap berada di tangan konsumen,” kata Kepala Pusat Kajian Halal ITS Dr rer nat Fredy Kurniawan MSi, Senin (3/12/2018).
Kehalalan suatu makanan memang merupakan hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan bagi umat Islam. Namun, banyak orang seringkali kurang memerhatikan status kehalalan makanan di berbagai tempat. Berlatarbelakang hal tersebut, Pusat Kajian Halal Institut Teknologi Sepuluh Nopember pun melakukan verifikasi terhadap status kehalalan stan-stan makanan di kantin-kantin di lingkungan ITS, yang diawali dari kantin di Departemen Teknik Kimia.
Selama ini, semua makanan di area kampus sudah dianggap halal. Sehingga, perlu dilakukan verifikasi untuk memastikannya, bukan hanya pernyataan.
Fredy mengungkapkan, banyak kasus-kasus tempat makan yang belum terverifikasi halal. Sedangkan tempat makan tersebut sering dikunjungi masyarakat dari berbagai kalangan.
“Bahkan terdapat tempat makan yang belum terverifikasi halal, namun sudah diberi cap halal oleh pemiliknya,” jelas dosen Departemen Kimia ITS ini.
Pemeriksaan status kehalalan tidak hanya dilihat dari bahan makanannya, tapi juga dari proses penyembelihan. Sehingga, terbebas dari unsur-unsur yang dianggap haram.
Dalam menelusuri kehalalan makanan, Fredy juga mengungkapkan sulitnya menemukan Rumah Potong Hewan (RPH) umum yang telah bersertifikat halal. Selain itu, terdapat kasus penyembelihan hewan yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
“Banyak kasus penyembelihan yang uratnya tidak terpotong sesuai syariat, sehingga masih ada darah di dalamnya. Susah mencari RPH umum yang telah mendapat sertifikasi halal, yang sudah ada RPH milik pemerintah kota (Surabaya) di Kedurus dan Pegirian,” jelasnya.
Oleh karena itu, pihak PKH berupaya memberikan pembinaan terkait status kehalalan makanan di kantin-kantin ITS. Pihak dari PKH sendiri akan terus menelusuri status kehalalan makanan di area kampus ITS. Untuk selanjutnya, juga akan dilakukan verifikasi kehalalan di Kantin Pusat ITS, dalam waktu dekat ini.
“Harapannya, tahun depan nanti seluruh kantin di ITS ini makanannya sudah terverifikasi kehalalannya. Sehingga konsumen dapat membeli makanan yang jelas kehalalannya,” tandasnya. (Siedoo)