Siedoo.com - Berbagai macam prangko dengan gambar pesan moral. (Foto: klasikakompas.com)
Opini

Prangko, Sejarahnya Makin Terlupakan

Siedoo, MEMANG jarang saat ini kita menerima sepucuk surat berprangko dari Pak Pos. Pada surat pos biasanya prangko tertempel di pojok kanan atas sebuah sampul surat. Prangko merupakan benda berharga yang memiliki fungsi utama sebagai tanda pelunasan porto dan biaya pos.

Berbagai gambar menarik pada sebuah prangko bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan mengenai berbagai kepentingan masyarakat, pesan moral, menggambarkan keindahan alam, dan juga menggambarkan sejarah.

Sebelum prangko ada, biaya pengiriman surat masih dilakukan dengan membayar secara tunai. Namun dengan adanya prangko, setiap orang bisa mengirim surat dengan menggunakan prangko yang sesuai dengan biaya pengiriman surat.

Di zaman internet ini pengiriman pesan semakin mudah. Sehingga jarang orang berkirim surat lewat pos. Makin jarang orang menggunakan prangko.

Maka tak heran sejarah prangko semakin terlupakan. Lalu bagaimana sejarah prangko? Ada baiknya kita mengenal kembali sejarah prangko. Benda kecil yang mampu menyampaikan pesan.

Tahun 1680, William Dockwradi dari Inggris membuat prangko pertama yang dicap dengan tanda pos segitiga bergaris ganda dengan tulisan ‘PENNY POST PAID’. Namun penemuan ini ditentang oleh para kurir dari perusahaan pos lain karena dianggap sebagai pelanggaran monopoli.

Kemudian atas gagasan Sir Rowland Hill diterbitkan prangko pertama berperekat di Inggris pada tanggal 6 Mei 1840, dan sekaligus merupakan prangko pertama yang resmi di dunia. Sebelum tanggal tersebut sudah ada prangko pula tetapi tidak resmi, tidak dapat dipakai oleh masyarakat umum, tetapi hanya oleh kaum bangsawan tertentu.

Prangko pertama resmi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Memuat gambar kepala Ratu Victoria,
  2. Dicetak dalam warna hitam,
  3. Memuat kata ‘POSTAGE’ pada bagian atasnya, dan
  4. Memuat kata-kata ‘ONE PENNY’ pada bagian bawahnya.
Baca Juga :  Meletakkan Harapan Kemajuan Pendidikan Indonesia di Pundak Nadiem Makarim

Mengingat warna tintanya hitam serta tulisan One Penny yang menunjukkan harga nominalnya, prangko tersebut kemudian dikenal oleh masyarakat luas dengan julukan The Penny Black.

Penny Black, prangko pertama di dunia. (Foto: rainbowstampclub.blogspot.com)

Pada tahun 1843, Brasil menjadi negeri kedua setelah Inggris dalam menerbitkan prangko berperekat yang berlaku secara nasional. Baru kemudian negara-negara lain mulai mengikuti dengan menggunakan prangko untuk pengiriman surat di dalam negeri masing-masing.

Pada tanggal 1 April 1864, prangko pertama terbit di kawasan Indonesia di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Prangko ini berwarna merah dan menampilkan gambar Raja Willem III dari Belanda. Prangko ini memiliki nilai 10 sen.

Setelah Belanda menyerah kepada Jepang tahun 1943, maka Jepang menerbitkan prangko dengan gambar bola dunia disertai peta Kekaisaran Jepang maupun gambar lainnya.

Prangko pertama dicetak oleh Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta yaitu tahu 1946 dalam rangka ‘Memperingati Setengah Tahun Merdeka’.

Dalam sejarah prangko, untuk memudahkan pengiriman surat ke luar negeri, suatu persatuan pos seluas dunia dikembangkan. Saat ini, kegiatan surat-menyurat diawasi oleh sebuah badan khusus PBB yaitu Persatuan Pos Universal (Universal Postal Union), yang berkantor pusat di Bern, Swiss.

Itulah sekelumit sejarah prangko. Benda mungil ini akan selalu ada di selama orang masing berkirim surat lewat pos. baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. (dirangkum dari berbagai sumber).

 

 

*Narwan, S.Pd

SD Negeri Jogomulyo, Tempuran

Magelang, Jawa Tengah.

Apa Tanggapan Anda ?