Siedoo, MEMILIKI nama lengkap Reinout Willem van Bemmelen, lahir di Jakarta pada 14 April 1904. Besar di Jakarta, namun saat berumur 17 tahun, ia pergi ke Delft, Belanda untuk belajar ilmu pertambangan. la adalah salah seorang murid terakhir dari Sekolah Delft Molengraaff, Provinsi Belanda Selatan.
Pada 5 Juli 1927, Insinyur pertambangan van Bemmelen meraih gelar Doktor di Delft berdasarkan disertasinya Bijdrage tot de Geologie der Betische Ketens in de Provincie Granada. Yaitu studi tentang pelipatan di Pegunungan Betische yang berada di Provinsi Granada, Spanyol. Promotornya adalah Prof. H. A. Brouwer.
Kemudian van Bemmelen bekerja pada Opsporingdienst van den Mijnbouw di Hindia Belanda pada Perpetaan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Kegemarannya dalam bidang geologi dan memiliki kemampuan belajar yang luar biasa. Bahkan, sering mencurahkan pemikiran di luar pekerjaannya.
Pada beberapa tahun pertama tak hanya tumbuh benih pemikiran geotektonikanya, yakni Teori Undasi (1932). Akan tetapi juga berkembang benih karya standar (baku) yang kelak akan rnengakhiri karyanya di Indonesia dalam tahun 1949, dengan penerbitan bukunya The Geology of Indonesia.
Kegiatannya pada Opsporingdienst van den Mijnbouw berakhir dengan terjadinya Perang Dunia II. Peristiwa itu juga merupakan penawanan bagi van Bemmelen.
Namun sempat pula ia di tahun pertama penjajahan Jepang, memimpin Penyelidikan Gunungapi dengan menghasilkan karyanya Bulletin of the East Indian Volcanological Survey for the year 1941 (Bulletin nos. 95 – 98) yang di dalamnya memuat juga Register of the Localities of Volcanologic Activity in the East Indian Archipelago dan Preliminary Historical Register of Volcanic activity in the East Indian Archipelago oleh W.A. Petroeschevsky, yang kelak akan menjadi dasar untuk pembuatan Catalogue of the Active Volcanoes of the World Including solfatara field, Part I Indonesia oleh Neuman van Padang.
Penjajah Jepang tidak dapat menghalangi van Bemmelen berkuliah di hadapan bahasa tahanan yang menaruh perhatian terhadap geologi. Setelah perang di Negeri Belanda selesai, ia menulis kembali The geology of lndonesia, karena manuskrip pertama hilang di waktu perang. Ini merupakan suatu prestasi yang luar biasa.
Suatu bukti bukan saja dari kekuatan mental dan ketekunannya, melainkan juga dari kesadaran akan kewajibannya kepada Opsporingdienst (layanan deteksi) dan kepada semua yang pernah bekerja dalam bidang geologi di Hindia Belanda. Setelah itu, pada tahun 1951 menyusul pengangkatannya sebagai Guru Besar dalam Geologi Bahasa di Utrecht, Belanda.
Pada 1969 van Bemmelen memasuki bahasa emeritus (tidak aktif dari kedinasan). Sebagai ilmuwan, van Bemmelen memadukan pertanyaan bagaimana dan mengapa dari gejala geologi. Pertanyaan ini tidak dihindarinya. Dengan pengetahuan lapangan dan pustakanya yang luas, ia selalu mencoba merumuskan suatu jawaban.
Dari pekerjaannya nyata keyakinannya, bahwa pemecahan persoalan suatu problema harus dilihat sebagai gejala tambahan dari suatu kejadian yang lebih besar dan global. Hal ini dapat dilihat dari penerbitannya mengenai problema selayang pandang seperti: geotektonika dengan banyak segi atau fasetnya seperti sesaran kontinen, bahasa sesar (patahan) selayang pandang, dal lainnya.
Bemmelem menguasai ikhtisar dari banyak kekhususan atau cabang ilmu geologi. Dia memenuhi suatu kualifikasi yang jarang dapat dipenuhi atau dimiliki geologiwan lain. Seperti kemampuan menguasai terjadinya bumi dan keraknya, akhirnya hubungan geologi dengan pengetahuan, sampai pengertian dimensi dalam geologi.
Kesemuanya merupakan suatu pertanyaan yang hanya dapat dijawab oleh seseorang, seperti van Bemmelem.
Karya van Bemmelem berupa buku The Geology of Indonesia, masih menjadi rujukan para ahli geologi dunia. Menjadi referensi para dosen dan mahasiswa geologi. Selain dicetak berulang-ulang karena permintaan pasar, kini buku tersebut juga diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia.
Selain itu, sumbangannya pada pengetahuan geologi terus diberikan dalam bentuk artikel. Pada berbagai kongres, van Bemmelen telah mengungkapkan sejumlah problema geologi.
Atas jasa van Bemmelen, dia mendapat beberapa anugerah dan penghargaan, seperti:
- Pening kehormatan Universitas Bebas di Brusel,
- Medali dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cekoslovakia,
- Keanggotaan persamaan dari Geologische Gezellschaft di Wina.
Akhirnya, Reinout Willem van Bemmelen wafat di Unterpirkach, Austria, pada tanggal 19 November 1983. (dirangkum dari berbagai sumber)
*Narwan, S.Pd
Alumni Pendidikan Geografi
IKIP Veteran Semarang, Jawa Tengah.