SURABAYA – KERUSAKAN beberapa gedung Sekolah Dasar (SD) di daerah Jawa Timur perlu mendapat perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Hal ini mengingat kelangsungan siswa dalam memperoleh pembelajaran agar dapat berjalan dengan semestinya.
Pihak sekolah yang gedungnya rusak sementara mengambil langkah memindahkan tempat belajar mengajar seadanya. Namun demikian mereka berharap untuk segera dibangun kembali sekolah itu, agar proses belajar mengajar berlangsung nyaman dan aman.
Informasi yang berhasil dihimpun detik.com, beberapa sekolah itu seperti di Jombang, Probolinggo, dan Ponorogo.
Atap dua ruang kelas SD Negeri Mlaras, Kecamatan Sumobito, Jombang, ambruk sehingga tak bisa ditempati. Akibatnya, para siswa sempat belajar di tempat parkir sepeda selama 2 bulan terkahir.
Atap yang ambruk merupakan ruang kelas V dan VI di SDN Mlaras. Plafon kedua ruang kelas ini ambrol hingga nyaris tak tersisa. Sementara genteng-genteng terpaksa diturunkan agar tak ikut berjatuhan.
Kepala SD Negeri Mlaras Adi Susilo mengatakan, atap kedua ruang kelas itu ambrol sejak setahun yang lalu. Saat itu hujan mengguyur wilayah Mlaras dan sekitarnya. Beruntung insiden ambrolnya atap itu pada sore hari. Sehingga 13 siswa kelas V dan 20 siswa kelas VI tak terkena reruntuhan bangunan. (04/10/2018).
Rusaknya atap ruang kelas yang baru direhab 3 tahun lalu tersebut, membuat kegiatan belajar-mengajar siswa kelas V dan VI dipindahkan ke ruang kelas lain yang kosong. Menurut Susilo, ruang kelas kosong tersebut bekas SD Negeri Mlaras 2 dan 3 yang sudah dimerger oleh pemerintah.
Susilo mengaku telah mengajukan proposal untuk rehabilitasi atap kedua ruang kelas ke Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang pada Juli 2018. Namun, sampai saat ini bantuan dari pemerintah tak kunjung turun.
Sementara di Kabupaten Probolinggo, tiga ruang kelas di SD Negeri Tongas Wetan 4, nyaris ambruk karena konstruksi bangunan yang rusak. Ironisnya, ruang-ruang kelas ini tak kunjung diperbaiki selama dua tahun. Guru agama SD Negeri Tongas Wetan 4, Uslan mengatakan, tiga ruang kelas yang nyaris ambruk itu adalah ruang kelas 3, 4, dan 5.
Guna menghindari bahaya bagi siswa dan para guru, pihak sekolah memindahkan aktivitas belajar-mengajar ke dua ruangan lainnya, yaitu ruang musala dan perpustakaan.
“Pihak sekolah sudah mengajukan perbaikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, dan telah 9 kali dilaporkan. Tapi belum ada tanda-tanda akan diperbaiki,” tutur Uslan, Rabu (03/10/2018).
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, Sentot Dwi Hendriyono menjelaskan, pihaknya telah merinci sejumlah upaya rehabilitasi yang akan dilakukan. Di antaranya rehabilitasi rumah dinas guru 2 unit, perpustakaan 1 unit, ruang belajar 40 unit, kantor 1 unit, dan kamar mandi 4 unit.
Ada juga perbaikan sarana-prasarana sekolah di 4 lokasi, berupa pavingisasi dan perbaikan plengsengan sekolah, serta pembangunan ruang perpustakaan sebanyak 11 unit. Anggaran rehabilitasi ini bersumber dari APBD perubahan dan APBN tahun 2018, dengan nilai mencapai Rp 10.753.499.000.
“Harapan kami, semua sekolah yang bangunannya butuh perbaikan segera dilaporkan ke Dispendik agar segera ditindaklanjuti,” jelasnya.
Kerusakan lain terjadi di Kabupaten Ponorogo, atap ruang kelas SD Negeri 1 Karangjoho, Kecamatan Badegan, banyak yang jebol. Penyebab utamanya karena kuda-kuda atau tiang penyangga atap keropos.
Kepala SD Negeri 1 Karangjoho Sri Haryani mengatakan pihaknya baru menjabat sekitar 2 tahun. Saat tiba di sekolah yang ditempati saat ini baru menyadari ada ruang kelas yang rawan ambruk.
“Saya sudah mengajukan proposal renovasi ke Dinas Pendidikan bagian Sarana Prasarana tahun 2017 lalu, namun belum dapat respon,” tutur Sri.
Khawatir dengan kondisi ruang kelas itu, berinisiatif memindahkan siswa ke ruangannya untuk proses belajar mengajar. Ambrolnya plafon terjadi sekitar tahun 2017 lalu. Beruntung saat kejadian sedang tidak dalam proses belajar mengajar.
Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, Imam Musholih membenarkan hal ini. Kemarin usai diusulkan lewat Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) belum tembus.
“Jadi baru bisa dianggarkan tahun 2019 mendatang,” tuturnya, Jumat (05/10/2018).
Imam menambahkan SD Negeri 1 Karangjoho kondisinya memang sudah parah. Banyak kuda-kuda atau tiang penyangga keropos akibat dimakan rayap.
Sembari menunggu dana perbaikan cair, atap ruang kelas pun bakal diturunkan agar tidak membahayakan warga sekolah. Selain itu, tempat belajar mengajar pun dipindah ke ruang kelas lain.
Siedoo/NSK