Siedoo, Seluruh keluarga besar Institut Teknologi Bandung menyampaikan rasa prihatin dan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Khususnya daerah Palu, Donggala, Sigi, Parigi Moutong dan sekitarnya.
Sebagai bentuk dari keprihatinan atas penderitaan masyarakat yang menjadi korban bencana alam tersebut, ITB telah mengirimkan bantuan tahap “respon cepat”. Bantuan dalam bentuk bahan makanan, minuman, obat-obatan, selimut, pakaian, dan sejenisnya yang telah dikirimkan melalui Posko Bantuan TNI-AU di Bandara Halim Perdanakusuma.
Selanjutnya, ITB telah menyiapkan Tim bantuan yang akan dikirimkan menuju wilayah bencana dengan beberapa program bantuan tahap pemulihan dan rekonstruksi. Meliputi bantuan pemasangan peralatan penjernihan air, pengembangan teknologi bangunan tahan gempa, pemasangan seismograf untuk pemantauan potensi gempa susulan, serta beberapa program lain.
Saat ini tercatat sebanyak 24 mahasiswa ITB asal Sulawesi Tengah yang diberikan ijin oleh pihak kampus, untuk dapat mengunjungi sanak keluarganya di daerah bencana. Dengan ijin tidak kuliah sementara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu, ITB juga memberikan kebijakan keringanan atau pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa asal Sulawesi Tengah yang keluarganya menjadi korban bencana tersebut.
Para mahasiswa tersebut juga dipersilakan untuk mengajukan permintaan bantuan biaya hidup, sesuai ketentuan yang berlaku.
Rektor ITB telah bersepakat dengan 38 Rektor PTN (Jumlah PTN ini masih bisa bertambah sesuai dengan kesediaan PTN masing-masing) yang tergabung dalam Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) untuk menjalankan program bantuan, dalam rangka menjaga kelangsungan proses belajar para mahasiswa Universitas Tadulako (Untad), Palu. Bagi para mahasiswa Untad yang sementara waktu harus meninggalkan Kota Palu untuk mengungsi ke Kota Bandung dan sekitarnya, dipersilakan untuk mengikuti program kuliah “sit in” pada Program Studi di ITB yang berkesesuaian dengan program studi, yang diambilnya di Untad.
Adapun prosedur untuk mengikuti program “sit in” ini diatur sbb:
Mahasiswa Untad yang saat ini sedang meninggalkan Palu dan bermukim di Kota Bandung dan sekitarnya dipersilakan untuk menghubungi Rektorat atau Dekan Fakultas/Sekolah di ITB, yang memiliki program studi berkesesuaian dengan yang diambilnya di Untad untuk menyampaikan minat mengikuti program “sit in”. Sambil menunjukkan kartu pengenal yang sah yang membuktikan bahwa yang bersangkutan adalah mahasiswa Untad.
Selanjutnya data mahasiswa peserta program “sit in” tersebut akan dicatat dan dilaporkan ke Dekan terkait di Untad, untuk mendapat konfirmasi dan persetujuan.
Nilai mata kuliah pada akhir semester tetap dikeluarkan oleh pihak Untad. ITB bertindak sebagai pelaksana program “sit in” yang akan memberikan akses pada para mahasiswa Untad, untuk dapat mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku di ITB.
Segenap sivitas akademika ITB mendoakan agar seluruh masyarakat yang terdampak di wilayah bencana Palu, Donggala, Sigi, Parigi Moutong dan sekitarnya diberi kekuatan dan ketabahan oleh Tuhan YMK. Kepada Sivitas Akademik Universitas Tadulako dan semua lembaga pendidikan di wilayah bencana, kami sampaikan doa semoga diberi kesabaran dan ketabahan. Serta proses belajar mengajar dapat pulih secepatnya. Amin YRA.
*Rektor Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat
Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA.