Siedoo, SETIAP tanggal 1 Oktober diperingati secara nasional sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Tanggal 1 Oktober adalah momen bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada 53 tahun silam, pada tahun 1965, Pancasila dasar negara Indonesia terbukti sebagai dasar negara yang sakti.
Hantaman dan rongrongan untuk mengganti dengan ideologi lain, Pancasila tetap tegar tak tergoyahkan.
Sementara itu, teks Pancasila tentunya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Teks Pancasila dibaca setiap hari Senin, khususnya oleh para siswa pada upacara bendera.
Hafalnya teks Pancasila saat masih di sekolah diharapkan tetap terpatri hingga akhir hayat. Tidak hanya itu, harapan lebih besar adalah penanaman nilai-nilai Pancasila terhadap generasi Indonesia dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sehingga bila mengaku sebagai bangsa Indonesia minimal dia hafal urutan teks Pancasila dengan benar. Terlebih dia sebagai seorang yang pernah bersekolah, figur publik, atau bahkan sebagai pejabat. Lebih bagus sikapnya senantiasa menunjukkan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Untuk mengingat kembali pelajaran Pancasila di SD, berikut adalah teks Pancasila yang dicetuskan sebagai dasar negara Indonesia yang hari kelahirannya diperingati setiap tanggal 1 Juni. Secara urut teks Pancasila sebagai berikut:
- Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Persatuan Indonesia.
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain itu, mengenal dan hafal teks Pancasila tidak akan lengkap tanpa mengenal pula lambang-lambang yang menjadi ciri khasnya. Burung garuda merupakan lambang dari negara kita. Namun, di dada burung garuda sebagai lambang negara tersebut terdapat lima lambang yang memiliki arti dalam sila Pancasila.
Berikut dikutip dari artikel Majalah Bobo (17/03/2018) dapat kita simak lambang sila-sila dalam Pancasila:
- Bintang
Bintang merupakan lambang dari sila pertama. Bintang emas dengan perisai hitam ini melambangkan sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Bintang emas ini diartikan sebagai cahaya kerohanian bagi setiap manusia.
Sedangkan latar belakang berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli yang menunjukkan bahwa Tuhan sebagai sumber dari segala sesuatu dan sudah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
- Rantai
Rantai merupakan makna dari sila kedua, yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Gambar rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu sama lain yang saling membantu.
Rantai yang terdapat pada sila kedua ini terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling terkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki dan lingkaran melambangkan perempuan.
Maka dari itu, kita sesama manusia harus saling membantu satu sama lain. Tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antargolongan.
- Pohon beringin
Pohon beringin ini melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Pohon beringin ini memiliki akar tunggal panjang yang menunjang pohon besar ini tumbuh. Akar ini tumbuh sampai ke dalam tanah dan menggambarkan kesatuan dan persatuan Indonesia.
Pohon beringin juga memiliki akar yang menjalar di mana-mana, yang melambangkan sebagai negara kesatuan yang memiliki latar belakang budaya yang bermacam-macam.
- Banteng
Banteng merupakan lambang dari sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Banteng digunakan sebagai lambang sila keempat ini karena banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang berdiskusi dan berkumpul.
- Padi dan kapas
Padi kapas ini melambangkan sila kelima, yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Padi dan kapas melambangkan pangan dan sandang yang merupakan kebutuhan pokok semua rakyat Indonesia tanpa melihat status atau kedudukan.
Semoga dengan mengingat dan menyimak kembali teks Pancasila serta lambang sila-silanya, kita bangsa Indonesia tidak hanya sekedar hafal teks-nya saja. Namun lebih memahami maknanya serta mampu menjabarkan dan mengaplikasikan butir-butir pengamalan Pancasila.
Dengan demikian Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan sebagai pandangan hidup (way of life) bangsa Indonesia akan lebih sakti.
Mari, amalkan dan pertahankan Pancasila dengan kekuatan persatuan dan kesatuan, tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain. Sesuai arti tulisan pada pita yang dicengkeram garuda Pancasila “Bhinneka Tunggal Ika’, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Selamanya, hari ini dan nanti.
*Narwan, S.Pd
Guru SD Negeri Jogomulyo Kecamatan Tempuran
Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah