SURABAYA – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur memamerkan karya kreativitasnya di Atrium East Cost Center, Surabaya. Terdapat sekitar 22 karya yang dipamerkan, di mana karya tersebut berasal dari 15 judul tugas akhir (TA) mahasiswa Despro dan tujuh judul TA mahasiswa DKV.
Bright Future Ahead (BFA) itu digelar selama dua hari. BFA sendiri merupakan pameran Tugas Akhir yang dilakukan oleh mahasiswa Departemen Desain Produk Industri (Despro) yang terbagi menjadi dua program studi, yakni Despro sendiri dan Desain Komunikasi Visual (DKV).
BFA yang sudah memasuki edisi ke-10 ini memamerkan karya yang terdiri dari beberapa fokus disiplin ilmu. Seperti desain transportasi, furnitur, perhiasan, alat kesehatan, mainan, komik, video animasi, dan lain sebagainya.
Panitia menerapkan sistem voting kepada setiap pengunjung yang hadir pada pameran tersebut dengan memberikan stiker yang telah disediakan. Kemudian diberikan kepada setiap display yang menurut mereka paling menarik. Acara ini direpresentasikan oleh Departemen Desain Produk Industri melalui ajang tahunannya.
“Dalam pameran ini, mahasiswa yang telah melewati TA unjuk kebolehan dengan memamerkan hasil jerih payahnya yang telah mereka tempuh selama berkuliah di sini (Despro ITS, red),” kata Aldi Fakhriansyah Subingat, ketua pelaksana.
Desain Produk Industri sendiri merupakan salah satu departemen di ITS yang fokus keprofesiannya menitiberatkan pada pengembangan industri kreatif. Sejauh ini, karya dengan suara terbanyak diperoleh Ekile yang merupakan karya dari Agusta Triyono. Karya tersebut berupa sekuter listrik yang ramah lingkungan dengan desain futuristik. Sang pemilik sekuter listrik tersebut mengklaim bahwa sepedanya tersebut nyaman digunakan.
Untuk urutan kedua suara terbanyak, karya dari Ayurra Qamara D. Yakni karya tentang eksplorasi material kayu yang memanfaatkan laser dalam prosesnya, untuk diaplikasikan sebagai aksesoris tambahan pada barang-barang apparel seperti tas tangan dan tas selempang.
Selain menampilkan karya-karya terbaik para mahasiswa TA, BFA juga mengadakan dua workshop yaitu tentang Macrame dan Woodart. Macrame ialah seni menyimpul tali, sedangkan woodart ialah seni melukis yang menggunakan kayu sebagai media utamanya layaknya pengganti kanvas.
Selain itu, terdapat talkshow yang diisi oleh mahasiswa TA Despro ITS sendiri. Talkshow tersebut mengulas seputar latar belakang dan kegunaan dari produk maupun karya yang ditampilkan oleh beberapa mahasiswa TA.
Aldi juga menjelaskan bahwa acara seperti ini perlu diadakan karena merupakan ajang untuk menunjukkan eksistensi dari mahasiswa Despro yang telah menempuh Tugas Akhir. Pameran semacam ini juga sangat berguna bagi para pengunjung. Karena selain sebagai sarana hiburan, pameran yang didasarkan pada karya-karya TA ini juga memberikan tambahan wawasan kepada mereka.
Ia berharap dengan adanya pameran TA ini dapat dijadikan ajang untuk lebih mengenal dunia Desain Produk Industri dan sebagai inspirasi kepada orang lain untuk terus berinovas.
“Serta tentunya dapat membuka peluang kerjasama bagi pihak yang terarik dengan dunia Desain Produk Industri maupun Desain Komunikasi Visual,” tandasnya. (Siedoo)