SURABAYA – Bukan hanya tim dari UGM yang akan berlaga dalam Student Formula Japan 2018, tak ketinggalan juga Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Perguruan tinggi di Jawa Timur ini mempersiapkan dua mobil untuk ajang yang akan digelar 2-11 September mendatang.
Dalam ajang balap mobil kelas internasional tersebut, Tim Sapuangin akan mewakili ITS pada kategori Internal Combustion Vehicle (berbahan bakar bensin) dengan mobil formula terbarunya, Sapuangin Speed 6. Sedangkan, pada kategori mobil listrik akan diwakili oleh ITS Formula Electric Team dengan mobil formula listrik bernama Carstensz.
Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA mengungkapkan, mobil berbahan listrik tersebut memakan riset selama dua tahun ini.
“Semoga baik Tim Sapuangin maupun ITS Formula Electric Team dapat pulang dengan membawa penghargaan,” tutur Nuh mendoakan.
Standar Mobil Formula Internasional
Pembina ITS Formula Electric Team, Alief Wikarta ST MSc PhD, menjelaskan, mobil formula dengan dominasi warna oranye ini adalah hasil buah karya mahasiswa dari berbagai departemen di ITS.
Meskipun masih baru, Alief mengatakan bahwa mobil formula ini telah menggunakan teknologi monokok sesuai dengan standar mobil formula internasional.
“Antara pipa dan tubuh mobil menyatu, sehingga mobil lebih ringan dan apabila terjadi kerusakan maka risiko mencelakai pengemudi dapat diminimalisir,” papar dosen Teknik Mesin ini.
Selain itu, Alief menambahkan, penerapan teknologi ini adalah yang pertama di Indonesia. Carstenzs dapat menempuh jarak 98 km per jam dengan kapasitas penyimpanan energi 100V dan menggunakan baterai lithium ion prismatic cell. Dengan berat 210 kg dan berbahan carbon fiber, Alief yakin Carstenzs siap berkompetisi di Jepang pada 2-11 September mendatang.
“Meskipun ini perlombaan pertama, tetapi kami tetap totalitas dan memberikan yang terbaik,” tandasnya.
Test Drive Dua Minggu Sekali
Sementara itu, Tim ITS Sapuangin telah melakukan berbagai persiapan untuk laga kali keenam mereka di kompetisi ini.
General Manager Tim ITS Sapuangin, Rafi Rasyad menjelaskan, berbagai evaluasi dan riset dari Student Formula Japan 2017 telah melahirkan Sapuangin Speed (SAS) 6.
“Yang paling penting di sisi maneuverability-nya kemarin vehicle dynamic-nya kurang, untuk SAS 6 ini sudah lebih prima dengan beberapa tambahan,” beber Rafi.
Menggunakan mesin Kawasaki ZX600 kapasitas 600 cc, SAS 6 dipersiapkan untuk menghadapi sirkuit statis dan dinamik Ogasayama Sports Park, Shizuoka Prefecture mendatang.
“Test drive dilakukan setiap dua minggu sekali, lintasan sirkuit juga kami buat seperti di Jepang untuk memudahkan pengemudi,” tambah Rafi.
Dikatakannya, target Tim ITS Sapuangin kali ini adalah untuk dapat membawa pulang penghargaan Jama Chairman Award. Tingkat kesulitan yang akan dihadapinya lebih kompleks, karena berbeda dengan perlombaan Sapuangin sebelumnya di Shell Eco Marathon, di mana mobil dituntut finish terdepan.
Namun, menurut Rafi, pada perlombaan di Negeri Matahari Terbit kali ini, mobil akan dinilai dari seluruh aspeknya.
“Untuk mendapatkan penghargaan tersebut harus menyelesaikan static dan dynamic event, serta tingkat ketahanan mobil akan sangat diuji,” ujar Rafi.
Ditanya soal persiapan, mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2014 ini mengaku persiapan timnya saat ini sudah mencapai 85 persen.
“Sisa 15 persen lebih ke arah nonteknis, seperti pengiriman mobil yang akan menggunakan kargo udara,” jelas Rafi.
Student Formula Japan (SJF) sendiri adalah ajang balap mobil tahunan besutan Society of Automotive Engineers of Japan (JSAE) yang melombakan mobil balap dari berbagai negara di dunia untuk berkompetisi.
Tidak hanya soal kecepatan, tetapi mobil juga dituntut untuk memiliki maneuverability, ketahanan, kesesuaian dengan rancangan awal, harga pembuatan yang terjangkau hingga strategi pemasaran yang terbaik.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tim dari UGM dengan mobil Bimasaktinya juga telah bersiap diri untuk mengikuti ajang bergengsi tersebut. (Siedoo)