JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi menyatakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) bertumpu pada kontribusi tri pusat pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat). Melalui pengelolaan manajemen berbasis sekolah, ketiga unsur tersebut diharapkan mampu bersinergi untuk mengusahakan pendidikan karakter bagi anak kapanpun dan dimanapun.
Bagi keluarga, pendidikan dalam keluarga adalah yang pertama dan utama. Terlebih, kini selama seminggu libur selama dua hari, Sabtu Minggu. Harapannya orang tua mendapat waktu berkualitas untuk berperan dalam pendidikan karakter anak.
“Bagi sekolah, guru diharapkan mampu mengasah potensi setiap siswa, dengan menciptakan kegiatan belajar yang dinamis dan kreatif,” jelasnya sebagaimana ditulis di laman kemdikbud.go.id
Dengan penyesuaian beban kerja guru sesuai PP No 19 tahun 2017, guru diharapkan dapat lebih maksimal dan intensif membimbing siswanya.
“Di sisi lain, kepala sekolah sebagai manajer yang berusaha memajukan dan menciptakan citra baik sekolahnya,” tambahnya.
Bagi masyarakat, saat ini sudah diberi ruang yang luas untuk terlibat aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat dapat berkolaborasi dengan Komite Sekolah untuk berkontribusi bagi kemajuan pendidikan Indonesia.
“Bagi siswa, gali potensi dan asahlah karaktermu dimanapun dan kapanpun. Keluarga, sekolah, dan masyarakat siap membantumu menjadi pribadi cerdas dan berkarakter. Generasi cerdas berkarakter kekuatan Indonesia,” tegasnya.
Empat Dimensi Pendidikan
Di sisi lain, penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam nawacita disebutkan pemerintah melakukan revolusi karakter bangsa.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan PPK yang digulirkan sejak 2016.
“Gerakan penguatan pendidikan karakter sebagai pondasi dan ruh utama pendidikan,” ujarnya sebagaimana diberitakan rebuplika.co.id.
Tak hanya olah pikir (literasi), PPK mendorong pendidikan nasional kembali memperhatikan olah hati (etik dan spiritual) olah rasa (estetik), dan juga olah raga (kinestetik).
Keempat dimensi pendidikan ini hendaknya dapat dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak. Integrasi proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di sekolah dapat dilaksanakan dengan berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.
Terdapat lima nilai karakter utama yang bersumber dari Pancasila, yang menjadi pengembangan gerakan PPK, yaitu nilai religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotong-royongan.
“PPK ini merupakan pintu masuk melakukan pembenahan secara menyeluruh terhadap pendidikan kita,” ujar mendikbud.
“Prinsipnya, manajemen berbasis sekolah, lalu lebih banyak melibatkan siswa pada aktivitas daripada metode ceramah, kemudian kurikulum berbasis luas atau broad based curriculum yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber belajar,” ujar mendikbud.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) akan diberlakukan di seluruh sekolah pada 2019. Sedangkan saat ini masih diujicobakan di 23 ribu sekolah.
Menteri Muhadjir mengatakan, tahun depan jumlah sekolah menerapkan PPK ditambah menjadi 26 ribu lembaga dan 2019 akan diberlakukan di semua sekolah. (Siedoo)