Siedoo, Euforia yang dialami para mahasiswa dari setiap kali kesempatan mengikuti wisuda, tentu berbeda – beda. Saat mahasiswa lulus dari S1, euforia yang muncul adalah semangat untuk mencari pekerjaan yang terbaik. Saat lulus S2, euforia yang muncul adalah bagaimana menjadi seseorang profesional. Sementara saat lulus S3 adalah bagaimana bisa mengabdikan dan menularkan ilmu yang diperoleh ke orang lain.
“Saya kebetulan diberikan kesempatan untuk mengalami tiga kali wisuda,” ujar G.N Sandhy Widyasthana, mahasiswa S3 dari Sekolah Bisnis dan Management (SBM) Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat dalam Wisuda Ketiga Tahun Akademik 2017/2018 ITB di Gedung Sasana Budaya Ganesa, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jumat (20/7/2018).
Ia menyampaikan pidato mewakili wisudawan magister, doktor dan program profesi insinyur. Ia menyampaikan bahwa, dalam proses studi tentu banyak dinamika kesulitan dan hambatan yang dihadapi. Tetapi, ia meyakini hal tersebut akan menempa seseorang menjadi lebih baik dan memberikan kematangan saat kembali ke masyarakat.
Dinamika tersebut juga dialami oleh Sandhy. Saat ia mengambil jenjang perkuliahan S3 timbul dua permasalahan. Pertama yaitu, terkait pengaturan waktu kuliah karena selain menjadi mahasiswa, ia juga memimpin anak perusahaan dari salah satu BUMN besar di Indonesia. Yang kedua, bagaimana dapat mengimplementasikan teori dari perkuliahan ke dalam dunia kerja.
“Kuncinya saya harus membagi waktu, dan komitmen pribadi saya,” ungkap dia.
Selama menempuh kuliah, ia ada di Jakarta. Setiap pulang kantor lalu membaca jurnal, penelitian, dan ITB juga memberikan support kuliahnya, bisa weekend ujian take home.
“Dan akhirnya saya bisa menyelesaikan kuliah tanpa mengurangi kualitas,” katanya.
Menurut dia, wisuda merupakan hasil dari proses panjang pembelajaran yang telah dilakukan semua mahasiswa. Wisuda bukanlah akhir dari perjuangan seseorang dalam belajar. Melainkan merupakan titik awal untuk masuk ke dalam dunia nyata dengan mengimplementasikan dan mengamalkan ilmu-ilmu yang selama ini telah diperoleh di bangku perkuliahan.
Meski sambil bekerja, kuliahnya mampu berjalan secara lancar. Selama kuliah S3, Sandhy telah membuat tiga jurnal yang sudah terindeks Scopus. Disertasi yang ia buat, mengenai investasi di bidang start-up yang sejalan dengan pekerjaannya.
Melalui momen wisuda kali ini, Sandhy berharap program-program S3 untuk profesional di ITB semakin dikembangkan lagi. Ini karena membantu pekerjaan orang-orang di bidang profesional dalam mengambil keputusan dan menjalankan pekerjaan.
“Untuk para wisudawan lain, saya berpesan jangan berhenti belajar. Walaupun usia sudah lumayan berumur, saya gak berhenti belajar. Kalau berhenti belajar berhenti pula kehidupan kita,” tandasnya.