MALANG – Masyarakat terutama anak anak, banyak melakukan aktivitas yang melibatkan tangan. Sehingga, memungkinkan kedua tangan mereka terpapar oleh berbagai bakteri dan virus yang dapat mengganggu kesehatan.
Memegang pensil, membuka tutup tempat sampah, melempar bola. Bahkan bersalaman dengan sesama siswa merupakan kegiatan sederhana yang meungkinkan siswa saling bertukar kuman dan bakteri.
“Tidak menjadi masalah, jika siswa melakukan banyak aktivitas karena mereka sebenarnya sadar, bahwa mencuci tangan setelah beraktivitas itu penting. Tapi, yang menjadi masalah adalah apakah siswa sudah mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar,” kata Prasasti Tiara Putri, salah satu mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang (UM), Jawa Timur saat mengisi pelatihan mencuci tangan di siswa kelas 3 SD Negeri 1 Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Saat itu, para siswa memperoleh pelajaran istimewa dari sekelompok tamu khusus. Tamu khusus yang merupakan mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang membawa buah tangan berupa pelatihan mencuci tangan.
Sasti yang menjadi pelaksana utama kegiatan pelatihan mencuci tangan, mengawali acara dengan membangun semangat siswa melalui pertanyaan yang bersifat memancing rasa ingin tahu. Setelah rasa ingin tahu mulai muncul, Sasti langsung menjemput antusiasme siswa dengan menayangkan video tutorial mencuci tangan yang resmi dari Kementrian Kesehatan.
Menurut Sasti, penayangan video sebagai pemberian pengetahuan awal untuk siswa belumlah cukup sampai pengetahuan tersebut dipraktikkan. Sehingga setelahnya, Sasti langsung mengajak siswa untuk menerapkan cara mencuci tangan yang benar di luar kelas mereka.
“Untuk memastikan siswa sudah mengingat gerakan mencuci tangan dan untuk meningkatkan semangat siswa, kami ajak mereka semua untuk melakukan flash mop,” jelas Sasti.
Setelah semua sudah siap, panitia yang bertugas, membantu satu persatu siswa untuk mempraktikkan cara mencuci tangan dengan benar. Kegiatan mencuci tangan memang terlihat sepele.
“Tapi jika kita bisa memberikan yang lebih baik untuk tangan yang menjadi karunia – Nya, mengapa tidak,” jelas Sasti.
Kegiatan pelatihan tersebut merupakan suatu upaya peningkatan kesadaran akan kebersihan diri. Kegiatan pelatihan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) semacam ini merupakan salah satu kebutuhan yang perlu dipenuhi sebagai upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
“Masyarakat sangat rentan terkena berbagai penyakit yang tanpa disadari merupakan buah dari rendahnya kesadaran atas kebersihan diri. Terutama anak anak,” jelas Sasti.