SIEDOO.COM – Apa yang ada dibenak pembaca jika mendengar kata “Revolusi”. Ada yang mengartikan Revolusi adalah suatu perubahan secara cepat. Contohnya seperti revolusi industri di Inggris, Revolusi Perancis, Revolusi Hijau, Revolusi Mental, dan lain lain. Revolusi Industri adalah perubahan sistem perindustrian yang awalnya secara manual dikerjakan langsung oleh manusia diganti dengan menggunakan mesin. Revolusi Perancis adalah perubahan yang terjadi dibidang perpolitikan di Perancis.
Revolusi Hijau adalah perubahan dalam sektor pertanian yang mulai menggunakan teknologi budidaya pertanian. Sedangkan, Revolusi Mental adalah perubahan mental yang sekarang dilakukan Presiden Jokowi. Selain revolusi-revolusi tersebut, ada satu revolusi yang menarik dan mungkin hanya sebagian orang yang mengetahuinya. Yaitu revolusi putih.
Apa itu Revolusi Putih. Sejarahnya bagaimana, perubahan dalam bidang apa, dan apa efeknya. Team Siedoo.com sudah menyiapkan penjelasannya untuk para pembaca. Semoga bermanfaat.
Revolusi Putih
Kata “revolusi” versi kamus artinya perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu. Serta, dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan.
Sedangkan, Revolusi Putih adalah gerakan meningkatkan konsumsi susu terutama bagi anak & remaja agar terjadi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini bertujuan agar terjadi peningkatan kualitas SDM melalui perbaikan gizi sejak dini.
Kita semua mengetahui, gizi dari susu dan negara mana saja yang sudah membiasakan mengkonsumsi susu. Hasilnya bisa dilihat, bagaimana kualitas SDM negara tersebut.
Revolusi Putih di India
Negara mana yang memulai melakukan Revolusi Putih ? Ya, negara India adalah salah satu negara yang memulai melakukan revolusi putih. Apa Efeknya? Dengan adanya revolusi putih, maka negara India berhasil meningkatkan produksi susu. Efek dari revolusi tersebut adalah gizi masyarakat dan ekonomi rakyat meningkat dampak dari konsumsi susu yang meningkat.
Revolusi Putih di India dimulai pada 1970 silam. Dan hasilnya apa, bisa kita lihat kualitas SDM di India sangat smart. Bisa kita lihat beberapa CEO di perusahaan bidang IT berasal dari India. Seperti Satya Nadella (CEO Microsoft), Indra Nooyi (CEO Pepsi Co), Ajay Banga (CEO Mastercard). Selain itu ada Shantanu Narayen (CEO Adobe Systems), Sundar Pichai (CEO Google), dan masih banyak lagi.
Kenapa hal ini bisa terjadi. Ya, salah satu penyebabnya adalah berhasilnya revolusi putih yang dilakukan Pemerintah India. Dengan demikian, kebiasaan mengkonsumsi susu sudah menjadi rutinitas harian. Mengapa dengan mengkonsumsi susu orang dapat smart ?
Manfaat Susu bagi Pelajar
Pada usia-usia pelajar, umumnya masih tergolong sangat muda. Pada usia tersebut sangat tepat jika perkembangan otaknya juga diasupi oleh gizi dari susu. Susu berasal dari berbagai jenis hewan. Seperti sapi, unta, kerbau, kambing, dll.
Kenapa susu sangat penting untuk perkembangan anak? Karena susu atau produk olahan susu lainnya, mengandung nutrisi keseimbangan dari protein, lemak, dan karbihidrat. Ini merupakan sumber nutrisi penting. Dalam kandungan susu terdapat kalsium, riboflavin, fosfor, vitamin A, vitamin B12, kalium, magnesium, dan seng. Dengan kandungan yang banyak itu, tak heran sangat bagus untuk pertumbuhan otak anak.
Revolusi Putih di Berbagai Negara
Setelah India mengawali pada 1970, yang diprakarsai oleh Dr Verghese Kurien, banyak negara lain ikut malakukan revolusi putih. Negara-negara tersebut antara lain Jepang, Cina, Korea, Amerika Serikat, dll. Negara-negara tersebut sudah mengawali revolusi putih jauh-jauh hari yang hasilnya dapat dirasakan sekarang.
Setelah mempunyai SDM yang berkualitas dan ditunjang kebijakan pemerintah, maka terjadilah revolusi teknologi. Negara-negara tersebut sudah dapat menghasilkan teknologi-teknologi modern. Pertanyaannya, bagaimana dengan di Indonesia?
Dari informasi yang didapatkan Team Siedoo.com bahwa di Indonesia dalam perbaikan gizi terkenal dengan slogan “empat sehat lima sempurna”. Jadi, sebenarnya Indonesia sudah melakukan program agar konsumsi gizi yang sempurna dengan mengkonsumsi susu. Pertanyaan kemudian, mengapa konsumsi susu kita tercatat terendah dibandingkan negara-negara ASEAN ?
Apakah menu empat sehat lima sempurna sudah tidak dilakukan oleh masyarakat kita? Coba kita evaluasi, keluarga kita atau masyarakat sekitar. Jika kita terbiasa mengkonsumsi empat sehat lima sempurna dengan urutan karbohidrat, sayur, lauk-pauk, buah, dan ditambah susu. Kenapa tidak dicoba mengkonsumsi dengan urutan terbalik. Yaitu konsumsi susu, buah, lauk-pauk, sayur dan baru karbohidrat ?