YOGYAKARTA, siedoo.com – Ada satu dari 10.501 siswa yang beruntung setelah bersaing dengan 173.965 orang yang ingin menempuh studi lanjut di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dia adalah Ahmad Husain Arridho.
———
Pria yang akrab dipanggil Husain itu diterima pada program studi biologi Fakultas MIPA. Kelebihannya, mahasiswa ini adalah penghafal 30 juz Al Qur’an.
Menurutnya, keinginan menghafalkan kitab suci Umat Islam itu bermula saat kakak kandungnya telah khatam Al Qur’an dan mendorongnya ikut program tahfidz di MTs Al Imdad Bantul.
“Saya menghafal Al Qur’an selama 4,5 tahun dan selesai pada awal kelas 12” tutur alumni Madrasah Aliyah Unggulan Al Imdad itu di UNY kemarin.
Kendala yang dihadapi dalam menghafal Al Qur’an ini adalah konsistensinya dimana tantangan terberat adalah saat mencapai juz 10.
“Saya tanyakan pada kakak tingkat yang juga penghafal bahwa biasanya setelah juz 10 banyak tantangannya seperti rasa malas, kesibukan berkegiatan dan sebagainya” katanya.
Orangtuanya mendukung penuh keinginan Husain untuk menghafal Al Qur’an dan mensupport apa yang menjadi pilihannya.
“Misalnya ada semaan Al Qur’an maka orang tua akan support dana iuran untuk kegiatan itu, baik semaan pondok 6 juz, 12 juz, atau lebih banyak” papar Ahmad yang mengaku pernah mengikuti semaan Al Qur’an terbanyak 12 juz.
Warga Sempol Hargobinangun Pakem Sleman tersebut mengatakan pondok pesantren Al Imdad tempatnya menuntut ilmu memberi fasilitas bagi para penghafal Al Qur’an, dengan cara membedakan jadwal belajarnya.
Contohnya saat belajar mengaji kitab maka santri penghafal jadwalnya diganti dengan tadarus untuk menghafal, agar fokus pada hafalannya dan tidak terbebani dengan membaca kitab.
“Santri biasa jadwal mengaji secara sorogan lebih padat, sedangkan santri penghafal punya waktu sendiri. Jadi jam sorogan diganti jam tadarus” ungkap Husain.
Bahkan pondok pesantren akan membiayai apabila ada kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) atau Musabaqah Hifzhil Qur’an (MHQ) agar santri tahfidz juga bisa berprestasi.
Anak kedua pasangan Arosin Suryanto dan Ade Rokayah yang berprofesi sebagai pembuat roti itu terlahir dari pasangan yang kelima anaknya menjadi penghafal Al Qur’an. Kakak sulung Husain,
Ahmad Kian Santang yang kuliah di prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Hukum dan Ilmu Politik hafal 30 juz Al Qur’an. Ahmad Husain Arridho adalah anak kedua yang juga hafal 30 juz.
Sedangkan anak ketiga, keempat dan kelima keluarga Arosin Suryanto yaitu Ektada Benabi Muhammad El Amin kelas 2 SMA, Fatimah Lu’lu Unisa El Arifah kelas 3 SMP dan Muhammad Seta Hadiwijaya kelas 6 SD sedang berproses menjadi penghafal Al Qur’an.
Saat ini Ektada Benabi sudah hafal 2 juz, Fatimah hafal 10 juz dan Muhammad Seta baru hafal juz 30 beserta beberapa surat saja.
Pria kelahiran Sleman 25 Mei 2005 itu mengungkapkan pada mulanya ingin kuliah di luar DIY.
“Namun orang tua saya melarang karena takut aqidahnya terganggu. Oleh karenanya disuruh kuliah di DIY saja” katanya.
Dan beruntunglah, Husain diterima di UNY melalui jalur Seleksi Mandiri CBT Kampus. Harapannya setelah diterima menjadi mahasiswa UNY Husain dapat menjadi mahasiswa yang inovatif karena sebagai Generasi Z yang mendapat bonus demografi akan membawa perubahan bagi bangsa dan negara.
Sebagai pemegang kartu KIP Kuliah Husain juga berharap mendapatkan beasiswa untuk meringankan beban orangtuanya yang harus menghidupi kelima anaknya. (uny/siedoo)