SURABAYA – Kebutuhan akan aktuaris di Indonesia diprediksi mencapai 2.000 orang. Itu merupakan kebutuhan hingga lima tahun mendatang. Dengan alasan itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur membuka program studi baru S1 Sains Aktuaria. Wakil Rektor I ITS bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Ir Heru Setyawan MEng menyatakan, prodi S1 Sains Aktuaria adalah mandat dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
“Alhamdulillah, ITS dengan empat perguruan tinggi lain dipercaya oleh Kemenristekdikti untuk membuka prodi ini,” jelas Heru.
Selain Sains Aktuaria, ITS juga membuka empat program studi (Prodi) baru lain untuk tahun akademik 2018. Prodi baru tersebut adalah S1 Teknologi Informasi, S1 Desain Komunikasi Visual, S2 Teknik Sistem Perkapalan, dan S3 Teknik Sistem Perkapalan.
Dengan membuka prodi baru, makin getol menunjukkan keseriusan kontribusinya dalam memajukan pendidikan nasional. Untuk prodi S2 dan S3 Teknik Perkapalan sudah bisa menerima mahasiswa sejak semester genap tahun 2017 lalu.
“Sedangkan seluruh prodi strata 1 (S1) baru akan menerima mahasiswa tahun ajaran 2018/2019 mendatang,” jelas doktor jebolan Hiroshima University tersebut.
Guru besar Teknik Kimia ini menambahkan, keseluruhan prodi S1 ini akan menerima mahasiswa dari tiga jalur yang berbeda. Yakni, jalur Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN), dan Program Kemitraan & Mandiri (PKM).
“Silakan para calon mahasiswa memilih jalur-jalur tersebut nantinya,” ujar Heru.
Lain halnya dengan prodi S1 Desain Komunikasi Visual (DKV). Sejatinya DKV bukanlah barang baru di ITS.
“Hanya saja dulu masih menjadi salah satu peminatan di Departemen Desain Produk Industri, dan saat ini sudah saatnya untuk berdiri sendiri,” ungkap Heru.
Sedangkan, dibukanya prodi S2 dan S3 Teknik Sistem Perkapalan sendiri adalah untuk menunjang cita-cita ITS sebagai research university. Salah satu poin penting untuk menjadi research university adalah penelitian dan publikasi ilmiah.
“Hingga saat ini mahasiswa yang paling banyak menghasilkan kedua hal tersebut adalah mahasiswa strata 2 dan strata 3,” bebernya.
Selain itu, pamor ITS sebagai kampus maritim terbaik di Indonesia menjadikan pihaknya semakin yakin akan melahirkan peneliti dan cendekiawan hebat dari kedua program studi ini. Menurut alumnus Teknik Kimia ITS tersebut, dibukanya lima prodi baru ini telah melewati persiapan yang matang. ITS selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia.
“Salah satunya dengan dibukanya sejumlah prodi yang sekiranya sangat dibutuhkan di masyarakat ilmunya,” tuturnya.
Pria berkacamata ini melanjutkan, dibukanya S1 Teknologi Informasi adalah untuk menjawab tantangan zaman terkait perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Baik di industri maupun keilmuan yang sangat pesat.
“ITS kan sudah memiliki departemen Teknik Informatika yang sangat mumpuni dengan peminat yang selalu membludak. Tinggal diintegrasikan saja apa yang kurang, dan saat ini yang dibutuhkan adalah teknologi informasi,” terangnya.
Rencana ke depan, Heru mengaku bahwasannya ITS berkeinginan untuk segera membuka prodi-prodi di bidang ilmu sosial juga. Dibuka prodi-prodi ilmu sosial untuk menjembatani keilmuan sains dan teknologi itu sendiri.
“Semoga dalam waktu dekat dapat segera membuka prodi Studi Pembangunan sebagai adik dari Departemen Manajemen Bisnis yang sudah lebih dulu ada,” akunya.
Heru berharap agar ITS dapat terus mengakomodasi di bidang keilmuan dan mengikuti perkembangan zaman. Semoga ITS dapat terus memenuhi kebutuhan zaman melalui ilmu pengetahuan.