MAGELANG, siedoo.com – Langkah Dinas Tenaga Kerja Kota Magelang, Jawa Tengah patut diacungi jempol. Dinas tersebut memberikan pelatihan bagi penyandang disabilitas untuk membatik. Kedepan mereka diharap bisa menghasilkan karya yang unik dan siap dipasarkan.
———
Tempat pelatihannya ada di Batik Nanom. Terselenggara pada Selasa 13 Juni 2023. Tajuknya Japri Difa (Jadi Pengusaha Mandiri Pekerja Difabel).
“Harapan Kota Magelang terisi warga yang menghasilkan karya, karya yang menghasilkan uang. Kita dorong, pemerintah sebagai kolaborator dan fasilitator, untuk menciptakan lapangan kerja ataupun event untuk mendukung pemasaran hasil karya mereka,” ungkap Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz.
Dia mengakui selama ini pemasaran masih sebatas lokal. Sehingga, perlu diperluas dengan metode digital. Pemerintah memberikan fasilitas pelatihan digital marketing agar mereka bisa menawarkan produk secara daring.
“Sudah kita awali dengan workshop kemarin. Dan bulan ini ada pelatihan khusus, melalui program “Magelang Keren” sebanyak 1000 orang. Mudah-mudahan termasuk orang-orang ini,” kata Dokter Aziz.
Menjawab tantangan pemasaran, para pekerja difabel juga diajarkan bagaimana memasarkan produknya secara digital di Aula Telkom Witel Magelang.
Pelatihan ini merupakan kolaborasi lintas lembaga antara lain Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, BPSDM Provinsi Jateng, Disnaker Kota Magelang dan Telkom Indonesia.
Kepala Disnaker Kota Magelang, Wawan Setiadi menyambut baik pelatihan ini. Hal tersebut sebagai upaya agar penyandang disabilitas memiliki kecakapan untuk memasarkan produk-produk mereka.
“Kami sampaikan terima kasih, khususnya kepada sahabat-sahabat dari komunitas disabilitas Kota Magelang dan para pendampingnya, yang sudah mengikuti pelatihan ini,” kata Wawan.
Pelatihan digital marketing merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pelatihan kewirausahaan untuk penyandang disabilitas yang bersumber dari dana APBD dan APBN.
Pelatihan dibagi 2 kelas, yakni kelas pertama (APBD) dilaksanakan 12 Mei – 6 Juni 2023 sebanyak 16 peserta. Kelas kedua (APBN) dilaksanakan 17 Mei – 28 Juni 2023 sebanyak 16 peserta.
“Para peserta adalah pekerja difabel dengan keterbatasan tuna daksa, tuna grahita, tuna rungu, lambat daya tangkap, lambat jalan, lambat gerak kaki dan tangan,” lanjut Wawan.
Sebelumnya, para peserta dilatih membatik, menggambar pola, menggambar memakai malam (lilin), mencanting, mewarnai, dan sebagainya hingga menjadi kain batik.
“Pelatihan digital marketing ini para peserta diberi materi bagaimana cara memasarkan produk-produk yang sudah dihasilkan dan batik karya peserta ini luar biasa. Mempunyai nilai dan keunggulan atau ciri khas dari sahabat-sahabat difabel,” imbuhnya.
Wawan mengatakan, peningkatan kompetensi masyarakat, khususnya penyandang disabilitas, diperlukan kolaborasi semua komponen.
Dia pun berterimakasih kepada instansi/lembaga yang sudah mendukung kegiatan ini dan meminta agar dukungan tidak berhenti tapi berkelanjutan untuk kegiatan lain demi mendukung UMKM. (prokompim/kotamgl/siedoo)
